PKB Sebut Duet Prabowo-Muhaimin Paket Komplet
Rabu, 02 Februari 2022 - 04:07 WIB
JAKARTA - Wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024 mendapat respons dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pasangan itu dideklarasikan oleh Barisan Prabowo-Gus Muhaimin di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung, belum lama ini.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan hingga saat ini para kader dan jajaran pengurus PKB di semua tingkatan masih terus berjuang untuk menjadikan Gus Muhaimin sebagai capres. Namun, pria yang akrab disapa Gus Jazil mengakui banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Gus Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," kata Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022).
Wakil Ketua MPR itu mengatakan jika Prabowo-Gus Muhaimin diduetkan sebagai pasangan capres-cawapres, secara hitungan koalisi sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) minimal 20%. Diketahui, pada Pemilu 2019, Partai Gerindra mendapatkan 17.594.839 suara (12,57%) sementara PKB meraih 13.570.097 suara (9,69%).
"Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres," ujarnya.
Di sisi lain, ia memandang bahwa komposisi pasangan ini juga cukup ideal mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda. Selain itu, secara pribadi keduanya juga sudah cukup akrab, meskipun berbeda koalisi saat Pilpres 2019.
Dari sisi politik, kedua tokoh juga merupakan ketua umum parpol sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah. "Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplet lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," tuturnya.
Kendati demikian, kata Gus Jazil, sejauh ini komunikasi yang dibangun belum sampai fokus membahas soal pasangan secara spesial. "Kalau ada pembahasan yang lebih serius dan itu dapat sambutan yang bagus dari publik, ya enggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," katanya.
Gus Jazil mengatakan bahwa saat ini masih ada waktu sekitar 2 tahun lebih bagi masing-masing calon untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Terlebih, sampai hari ini juga belum sampai pada momentum untuk memutuskan, siapapun calonnya.
"Pak Prabowo juga belum momentum memutuskan, Pak Anies juga belum. Yang jelas Pak Muhaimin dengan semua kandidat yang muncul tidak ada kendala dari sisi komunikasi," pungkasnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Pemenangan Pemilu DPP PKB Jazilul Fawaid mengungkapkan hingga saat ini para kader dan jajaran pengurus PKB di semua tingkatan masih terus berjuang untuk menjadikan Gus Muhaimin sebagai capres. Namun, pria yang akrab disapa Gus Jazil mengakui banyak pihak yang menyebut duet Prabowo-Gus Muhaimin sebagai kombinasi pasangan yang ideal.
"Kita memang tidak bisa maju sendiri dan elektoral Pak Prabowo juga termasuk yang bagus. Banyak yang memandang kombinasi ini pasangan yang ideal untuk bisa mencapai kemenangan. Tapi kalau saya pribadi tetap berjuang Pak Muhaimin capres," kata Gus Jazil dalam keterangannya, Selasa (1/2/2022).
Wakil Ketua MPR itu mengatakan jika Prabowo-Gus Muhaimin diduetkan sebagai pasangan capres-cawapres, secara hitungan koalisi sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) minimal 20%. Diketahui, pada Pemilu 2019, Partai Gerindra mendapatkan 17.594.839 suara (12,57%) sementara PKB meraih 13.570.097 suara (9,69%).
"Itu sudah lebih dari cukup untuk maju sebagai pasangan capres-cawapres," ujarnya.
Di sisi lain, ia memandang bahwa komposisi pasangan ini juga cukup ideal mewakili unsur nasionalis-religius, sipil-militer, tua-muda. Selain itu, secara pribadi keduanya juga sudah cukup akrab, meskipun berbeda koalisi saat Pilpres 2019.
Dari sisi politik, kedua tokoh juga merupakan ketua umum parpol sehingga lebih mudah melakukan konsolidasi ke struktur partai hingga tingkat bawah. "Pak Muhaimin punya kultur pesantren dan NU, Pak Prabowo punya kultur militer, menurut saya komplet lah. Cuma saya pribadi masih berjuang agar Pak Muhaimin menjadi capres, RI 1. Tapi saya juga tidak menolak beberapa teman yang punya usulan karena pada ujungnya politik harus realistis juga," tuturnya.
Kendati demikian, kata Gus Jazil, sejauh ini komunikasi yang dibangun belum sampai fokus membahas soal pasangan secara spesial. "Kalau ada pembahasan yang lebih serius dan itu dapat sambutan yang bagus dari publik, ya enggak ada salahnya kalau pasangan ini dimunculkan lebih dulu untuk jalan karena cukup koalisinya," katanya.
Gus Jazil mengatakan bahwa saat ini masih ada waktu sekitar 2 tahun lebih bagi masing-masing calon untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. Terlebih, sampai hari ini juga belum sampai pada momentum untuk memutuskan, siapapun calonnya.
"Pak Prabowo juga belum momentum memutuskan, Pak Anies juga belum. Yang jelas Pak Muhaimin dengan semua kandidat yang muncul tidak ada kendala dari sisi komunikasi," pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda