Jabat Pangkostrad, Mayjen Maruli Simanjuntak Kendalikan 40.000 Prajurit TNI AD Siap Tempur
Senin, 31 Januari 2022 - 16:55 WIB
JAKARTA - Mayjen TNI Maruli Simanjuntak resmi menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad ). Acara serah terima jabatan (sertijab) dipimpin langsung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman di Aula Jenderal Besar AH Nasution, Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Senin (31/1/2022).
Penunjukkan Maruli Simanjuntak menjadi Pangkostrad tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada 21 Januari 2022 lalu. Sebelumnya Maruli yang merupakan menantu dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana.
Dalam sertijab, Jenderal Dudung memberikan motivasi kepada para pejabat yang baru agar berani mengambil keputusan dan melakukan terobosan baru yang bermanfaat. "Agar mampu mengembangkan inovasi dan imajinasi, memiliki visi dan misi, serta harapan dan cita-cita yang setinggi mungkin untuk memajukan organisasi," katanya dalam acara serah terima 14 jabatan pati TNI AD, Senin (31/1/2022).
Pangkostrad bukanlah jabatan ecek-ecek. Dia memimpin pasukan elite bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI AD. Tak diketahui berapa jumlah persis anggotanya. Namun, menurut mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Edy Rahmayadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, anggota Kostrad pada 2017 sebanyak 32.000 personel.
Menurut Edy, jumlah anggota Kostrad itu masih kurang sekitar 14.000 personel. Sebab, jumlah ideal untuk bisa menjalankan tugas secara efektif sekitar 46.000 orang. "Tahun 2019 sudah bisa terpenuhi jumlah tersebut," kata Edy Rahmayadi kepada media pada 20 Desember 2017.
Puluhan ribu anggota Kostrad itu tersebar di tiga divisi infanteri. Masing-masing Divisi Infanteri 1/Kostrad yang berada di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat; Divisi Infanteri 2/Kostrad di Singosari, Malang, Jawa Timur; dan Divisi Infanteri 3/Kostrad di Bonomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. Sementara Markas Pusat Kostrad berada di Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Baca juga: Mayjen TNI Maruli Simanjuntak Ditunjuk Jadi Pangkostrad
Setiap prajurit Kostrad memiliki ciri khusus, yakni menggunakan Brevet Cakra. Penggunaan Brevet ini didasarkan petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor: Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personel militer Kostrad.
Untuk mendapatkan Brevet Cakra, calon anggota Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang digelar secara terpusat. Mereka digembleng selama lebih kurang 3 bulan yang dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap I atau dasar, calon prajurit Kostrad mengikuti latihan selama 7 minggu di Cilodong, Depok. Setelah dinyatakan lolos, mereka mengikuti Tahap II atau tahap hutan gunung selama 3 minggu di daerah Jati Luhur, Latihan Kostrad Gunung Sanggabuana dan Tegalwaru, Karawang. Sedangkan Tahap III atau tahap rawa laut digelar selama 2 minggu di Pantai Cileuteuh Palampang, Sukabumi, Jawa Barat.
Latihan Cakra ini merupakan bentuk standardisasi latihan yang dilakukan Kostrad untuk mendapatkan prajurit berkemampuan khusus, yakni mahir dalam menembak dan berperang.
Penunjukkan Maruli Simanjuntak menjadi Pangkostrad tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Jabatan Nomor 66/I/2022 tanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan TNI yang ditandatangani Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada 21 Januari 2022 lalu. Sebelumnya Maruli yang merupakan menantu dari Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana.
Dalam sertijab, Jenderal Dudung memberikan motivasi kepada para pejabat yang baru agar berani mengambil keputusan dan melakukan terobosan baru yang bermanfaat. "Agar mampu mengembangkan inovasi dan imajinasi, memiliki visi dan misi, serta harapan dan cita-cita yang setinggi mungkin untuk memajukan organisasi," katanya dalam acara serah terima 14 jabatan pati TNI AD, Senin (31/1/2022).
Pangkostrad bukanlah jabatan ecek-ecek. Dia memimpin pasukan elite bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki oleh TNI AD. Tak diketahui berapa jumlah persis anggotanya. Namun, menurut mantan Pangkostrad Letjen (Purn) Edy Rahmayadi, yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara, anggota Kostrad pada 2017 sebanyak 32.000 personel.
Menurut Edy, jumlah anggota Kostrad itu masih kurang sekitar 14.000 personel. Sebab, jumlah ideal untuk bisa menjalankan tugas secara efektif sekitar 46.000 orang. "Tahun 2019 sudah bisa terpenuhi jumlah tersebut," kata Edy Rahmayadi kepada media pada 20 Desember 2017.
Puluhan ribu anggota Kostrad itu tersebar di tiga divisi infanteri. Masing-masing Divisi Infanteri 1/Kostrad yang berada di Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat; Divisi Infanteri 2/Kostrad di Singosari, Malang, Jawa Timur; dan Divisi Infanteri 3/Kostrad di Bonomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan. Sementara Markas Pusat Kostrad berada di Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Baca juga: Mayjen TNI Maruli Simanjuntak Ditunjuk Jadi Pangkostrad
Setiap prajurit Kostrad memiliki ciri khusus, yakni menggunakan Brevet Cakra. Penggunaan Brevet ini didasarkan petunjuk pelaksanaan Panglima Kostrad Nomor: Juklak/1/III/2016 tanggal 15 Maret 2016 tentang ketentuan pemberian dan penggunaan Brevet Cakra bagi personel militer Kostrad.
Untuk mendapatkan Brevet Cakra, calon anggota Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang digelar secara terpusat. Mereka digembleng selama lebih kurang 3 bulan yang dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap I atau dasar, calon prajurit Kostrad mengikuti latihan selama 7 minggu di Cilodong, Depok. Setelah dinyatakan lolos, mereka mengikuti Tahap II atau tahap hutan gunung selama 3 minggu di daerah Jati Luhur, Latihan Kostrad Gunung Sanggabuana dan Tegalwaru, Karawang. Sedangkan Tahap III atau tahap rawa laut digelar selama 2 minggu di Pantai Cileuteuh Palampang, Sukabumi, Jawa Barat.
Latihan Cakra ini merupakan bentuk standardisasi latihan yang dilakukan Kostrad untuk mendapatkan prajurit berkemampuan khusus, yakni mahir dalam menembak dan berperang.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda