Sejumlah Tokoh Perempuan Masuk Kepengurusan PBNU, Ini Nama-namanya

Rabu, 12 Januari 2022 - 14:48 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebut untuk pertama kalinya sejak NU didirikan 1926, PBNU diisi pengurus perempuan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyebut untuk pertama kalinya sejak Nahdlatul Ulama (NU) didirikan 1926, PBNU diisi pengurus perempuan. Kini ada beberapa tokoh perempuan yang masuk dalam struktur baru PBNU masa bakti 2022-2027.

“Sejak awal didirikan sebenarnya tidak ada pembatasan di PBNU. Sekarang tokoh perempuan dimasukkan karena memang ada kebutuhan yang mendesak,” ucap Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat membacakan susunan lengkap pengurus PBNU, di kantor PBNU, Jakarta Timur, Rabu (12/1/2022)

Beberapa perempuan yang masuk kepengurusan PBNU yaitu berada di jajaran Mustasyar seperti Nyai Nafisah Sahal Mahfudz; Nyai Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, istri Abdurrahman Wahid (Gus Dur); dan Nyai Mahfudloh Ali Ubaid. Selain itu di jabatan A’wan yaitu, Nyai Nafisah Ali Masum; Nyai Badriyah Fayumi; serta Nyai Ida Fatimah Zaenal. Juga di Tanfidziyah ada nama Khofifah Indar Parawansa serta Alissa Qotrunnada Wahid, putri Gus Dur, sebagai Ketua.



“Ada masalah-masalah besar terkait isu perempuan. Kita ajak tokoh perempuan yang paling tangguh dan kuat, seperti Ibu Khofifah yang nanti akan kita andalkan juga Ibu Alissa,”ucap Gus Yahya.



Turut hadir Alissa Wahid yang menyampaikan masuknya perempuan dalam jajaran kepengurusan PBNU merupakan terobosan yang sangat penting dalam perjalanan NU. “Sejak awal NU kita sadari ruang perempuan sangat besar. Selama ini tokoh-tokoh perempuan NU tidak hanya mengurusi kiai tapi juga pondok putri juga pengajian dan kegiatan di ruang publik juga banyak diurusi Bu Nyai. Saya yakin ini amanah bukan hanya untuk diri pribadi, ini gerbang untuk perumpuan NU memperluasnya khidmat nya sebagai mana visi KH miftahul akhyar dan Gus Yahya," tutur putri Gus Dur ini.



Senada, Gubernur Jawa Timur, Khofifah berharap perjalanan NU dapat Istiqomah dalam rangka mengatasi berbagai problem di Indonesia. “Saya mencontohkan kalau ada 10 ibu di Jatim, 7 adalah muslimat dan 5 di antaranya biasanya kurang mampu. Ini menjadi proses peningkatan IPM yang harus diprioritaskan NU,” tutur dia.

Apalagi, lanjut Khofifah dalam menyongsong 100 tahun usia NU, maka peran perempuan NU harus diperkuat sehingga peningkatan akan SDM dan IPM menjadi pertimbangan serius yang harus diperjuangkan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More