Darah Mendidih Lihat Baliho Habib Rizieq, Jenderal Dudung: Memang Mereka Siapa?
Rabu, 01 Desember 2021 - 07:28 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengaku darahnya mendidih saat melihat ratusan baliho dan spanduk Habib Rizieq Shihab (HRS) tersebar di sejumlah wilayah di Jakarta. Apalagi, kalimat dalam spanduk tersebut berisi ajakan untuk melakukan jihad.
Bahkan, kata Dudung, ada beberapa orang yang melakukan tindakan aneh dengan menyembah baliho tersebut. ”Kemarin saya masuk ke Kodam Jaya itu baliho bergelimpangan, nada-nadanya seruan-seruan jihad, revolusi akhlak lah, sudah ada baliho di sembah. Saya pelajari, apa ini,” ujar Dudung di Podcast Deddy Corbuzier, Selasa, 30 November 2021.
Dudung mengaku darahnya semakin mendidih saat menerima laporan Kantor Satpol PP Jakarta Utara didatangi massa FPI karena mencopot spanduk tersebut. Massa kemudian memaksa petugas Satpol PP untuk memasang kembali baliho dan spanduk yang diturunkan sekitar pukul 23.00 WIB. “Kan gendeng. Wah tambah jadi (mendidih darah-red) memang mereka ini siapa. Petugas Pol PP sudah ketakutan didatangi bawa parang masa kita diam aja,” tegas Dudung.
Dudung yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya ini kemudian mempelajari video-video sebelumnya mengenai apa saja yang dilakukan Habib Rizieq selama ini. Setelah mempelajari semuanya, amarah Dudung semakin tidak terbendung saat mengetahui ada unsur penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Saya lihat itu, beraninya sekali dia (HRS-red) mengatakan pimpinan kita, presiden kita dengan kata-kata yang tidak bagus sebagai warga negara. Mengganti nama presiden kita yang tidak benar. Mendidih darah saya kaya gitu itu, panas sudah,” tegasnya.
Dudung kemudian mengerahkan anggotanya untuk menurunkan seluruh baliho bergambar Habib Rizieq. Mantan Pangkostrad ini menegaskan, Negara harus hadir karena bila dibiarkan akan semakin berbahaya. ” Akhirnya polisi, kapolda waktu itu, saya dengan Pol PP. Ya polisi dulu, memang kan kita sesuai prosedur. Kapolda sampaikan ke gubernur bahwa ya memang sudah meresahkan. Akhirnya Pol PP, polisi, dibantu TNI ada surat dari Wali Kota minta bantuan ke TNI kepada Dandim untuk menertibkan itu. Ya sama-sama dengan polisi,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat pada Jumat, 20 November 2020 lalu, Dudung yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya menegaskan jika dirinya yang memerintahkan orang berbaju loreng untuk menurunkan baliho HRS. "Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya. Para pria berbaju loreng tersebut berasal dari Garnisun. Satpol PP kerap kesulitan saat menertibkan spanduk itu," tegas Dudung.
Bahkan, kata Dudung, ada beberapa orang yang melakukan tindakan aneh dengan menyembah baliho tersebut. ”Kemarin saya masuk ke Kodam Jaya itu baliho bergelimpangan, nada-nadanya seruan-seruan jihad, revolusi akhlak lah, sudah ada baliho di sembah. Saya pelajari, apa ini,” ujar Dudung di Podcast Deddy Corbuzier, Selasa, 30 November 2021.
Dudung mengaku darahnya semakin mendidih saat menerima laporan Kantor Satpol PP Jakarta Utara didatangi massa FPI karena mencopot spanduk tersebut. Massa kemudian memaksa petugas Satpol PP untuk memasang kembali baliho dan spanduk yang diturunkan sekitar pukul 23.00 WIB. “Kan gendeng. Wah tambah jadi (mendidih darah-red) memang mereka ini siapa. Petugas Pol PP sudah ketakutan didatangi bawa parang masa kita diam aja,” tegas Dudung.
Baca Juga
Dudung yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya ini kemudian mempelajari video-video sebelumnya mengenai apa saja yang dilakukan Habib Rizieq selama ini. Setelah mempelajari semuanya, amarah Dudung semakin tidak terbendung saat mengetahui ada unsur penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). ”Saya lihat itu, beraninya sekali dia (HRS-red) mengatakan pimpinan kita, presiden kita dengan kata-kata yang tidak bagus sebagai warga negara. Mengganti nama presiden kita yang tidak benar. Mendidih darah saya kaya gitu itu, panas sudah,” tegasnya.
Baca Juga
Dudung kemudian mengerahkan anggotanya untuk menurunkan seluruh baliho bergambar Habib Rizieq. Mantan Pangkostrad ini menegaskan, Negara harus hadir karena bila dibiarkan akan semakin berbahaya. ” Akhirnya polisi, kapolda waktu itu, saya dengan Pol PP. Ya polisi dulu, memang kan kita sesuai prosedur. Kapolda sampaikan ke gubernur bahwa ya memang sudah meresahkan. Akhirnya Pol PP, polisi, dibantu TNI ada surat dari Wali Kota minta bantuan ke TNI kepada Dandim untuk menertibkan itu. Ya sama-sama dengan polisi,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat pada Jumat, 20 November 2020 lalu, Dudung yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya menegaskan jika dirinya yang memerintahkan orang berbaju loreng untuk menurunkan baliho HRS. "Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya. Para pria berbaju loreng tersebut berasal dari Garnisun. Satpol PP kerap kesulitan saat menertibkan spanduk itu," tegas Dudung.
(cip)
tulis komentar anda