Jejak Teuku Muhammad Hasan, Gubernur Pertama Sumatera yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Jum'at, 12 November 2021 - 12:30 WIB
Teuku Muhammad Hasan. Foto/Istimewa/Wikipedia
JAKARTA - Teuku Muhammad Hasan merupakan gubernur pertama Sumatra atau Sumatera. Tokoh asal Aceh ini juga merupakan salah satu Pahlawan Nasional .

Beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno membentuk Kabinet Pertama yang terdiri dari 16 menteri. Selain itu, diangkat pula delapan gubernur di delapan provinsi. Salah satunya, Teuku Muhammad Hasan yang menjadi gubernur Sumatra.

Teuku Muhammad Hasan lahir di Gampong Peukan, Pidie, Aceh , 4 April 1906. Dikutip dari Buku Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan yang dikeluarkan Direktorat Nilai Sejarah Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2010), Teuku Muhammad Hasan awalnya bernama Teuku Sarung atau Teuku Sarong. Karena sering sakit, akhirnya ayah dan ibunya yakni Teuku Bintara Pineung Ibrahim dan Cut Manyak, mengganti namanya menjadi Teuku Muhammad Hasan.





Teuku Muhammad Hasan mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (Volksschool) di Lampoeh Saka 1914-1917. Pada tahun 1924, dia bersekolah di sekolah berbahasa Belanda Europeesche Lagere School (ELS), lalu ke Koningen Wilhelmina School (KWS) di Batavia (sekarang Jakarta). Kemudian, dia masuk Rechtschoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum).

Teuku Muhammad Hasan juga pernah bersekolah di Leiden University, Belanda. Dia bergabung dengan Perhimpunan Indonesia yang dipelopori Mohammad Hatta, Ali Sastroamidjojo, Abdul Madjid Djojodiningrat, dan Nasir Datuk Pamuntjak.

Teuku Muhammad Hasan mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Master of Laws) tahun 1933. Dia kemudian kembali ke Indonesia. Begitu tiba di Pelabuhan Ulee Lheue, Kutaraja, buku-bukunya disita untuk diperiksa karena dicurigai terdapat buku paham pergerakan yang akan membahayakan pemerintah kolonial Belanda, khususnya di Aceh.

Selama di Kutaraja, dia menjadi pegiat di bidang agama dan pendidikan. Di bidang agama, ia bergabung dengan Muhammadiyah. Dia juga aktif dalam dunia pendidikan, antara lain turut memelopori berdirinya organisasi Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh) yang bertujuan membantu anak-anak Aceh yang cerdas namun tidak memiliki biaya sekolah.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More