Insiden Susur Sungai, Kemenag Minta Madrasah Tak Gelar Ekstrakurikuler Berisiko Tinggi
Senin, 18 Oktober 2021 - 06:54 WIB
JAKARTA - Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Isom Yusqi meminta madrasah tidak menggelar kegiatan ekstrakurikuler berisiko tinggi. Hal ini sebagai respons atas meninggalnya 11 siswa MTs Harapan Baru, Ciamis dalam kegiatan susur sungai di Sungai Cileuer.
"Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap," ujar Isom demikian dikutip pada laman resmi Kemenag, Senin (18/10/2021).
Terutama saat ini menurutnya masih dalam kondisi pandemi. Untuk pembelajaran tatap muka (PTM) pun dibatasi maksimal 50% dan kegiatan ekstrakurikuler dilarang.
Hal ini sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) ditandatangani 4 menteri, yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
"Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami," sambungnya.
Mengenai kejadian Ciamis, ia telah menyerahkan kepada pihak berwenang apabila ditemukan kelalaian yang mengandung unsur pidana. Ia berharap tragedi ini menjadi kejadian yang terakhir dan meminta Kepala bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa dalam kegiatan pendidikan di madrasah.
"Setiap kegiatan pendidikan harus menjamin aspek kesehatan dan keselamatan siswa," imbuhnya.
Sebelumnya, sebanyak 11 orang meninggal pada Jumat (15/10) pukul 15.00 WIB diawali dengan seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. Hal ini memicu peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong.
Namun, belasan siswa turut terseret ke tengah dan tersedot arus bawah yang deras. Saat itu guru pembina juga berusaha menolong, namun tidak semua dapat ditarik menepi. Sebanyak 11 siswa tidak tertolong dan ditemukan meninggal.
Berdasarkan keterangan pihak madrasah, mereka tengah mengikuti kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan di MTs Harapan Baru yang mengambil tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup), berupa menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah.
Kegiatan ini diikuti 145 peserta, 12 guru pembina, dan 25 senior pendamping. Mereka sebelumnya dikumpulkan di halaman madrasah untuk mendapatkan penjelasan teknis kegiatan. Baca juga: Datangi Rumah Korban Susur Sungai di Depok, Kang Emil Sampaikan Duka Cita Mendalam
Acara ini pun telah dipersiapkan dua hari sebelumnya. Untuk itu di lapangan telah dipasang tanda-tanda dan para peserta sudah diberitahu tentang rute yang akan dilalui.
"Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap," ujar Isom demikian dikutip pada laman resmi Kemenag, Senin (18/10/2021).
Terutama saat ini menurutnya masih dalam kondisi pandemi. Untuk pembelajaran tatap muka (PTM) pun dibatasi maksimal 50% dan kegiatan ekstrakurikuler dilarang.
Hal ini sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) ditandatangani 4 menteri, yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
"Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami," sambungnya.
Mengenai kejadian Ciamis, ia telah menyerahkan kepada pihak berwenang apabila ditemukan kelalaian yang mengandung unsur pidana. Ia berharap tragedi ini menjadi kejadian yang terakhir dan meminta Kepala bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa dalam kegiatan pendidikan di madrasah.
"Setiap kegiatan pendidikan harus menjamin aspek kesehatan dan keselamatan siswa," imbuhnya.
Sebelumnya, sebanyak 11 orang meninggal pada Jumat (15/10) pukul 15.00 WIB diawali dengan seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. Hal ini memicu peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong.
Namun, belasan siswa turut terseret ke tengah dan tersedot arus bawah yang deras. Saat itu guru pembina juga berusaha menolong, namun tidak semua dapat ditarik menepi. Sebanyak 11 siswa tidak tertolong dan ditemukan meninggal.
Berdasarkan keterangan pihak madrasah, mereka tengah mengikuti kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan di MTs Harapan Baru yang mengambil tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup), berupa menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah.
Kegiatan ini diikuti 145 peserta, 12 guru pembina, dan 25 senior pendamping. Mereka sebelumnya dikumpulkan di halaman madrasah untuk mendapatkan penjelasan teknis kegiatan. Baca juga: Datangi Rumah Korban Susur Sungai di Depok, Kang Emil Sampaikan Duka Cita Mendalam
Acara ini pun telah dipersiapkan dua hari sebelumnya. Untuk itu di lapangan telah dipasang tanda-tanda dan para peserta sudah diberitahu tentang rute yang akan dilalui.
(kri)
tulis komentar anda