Covid-19 Belum Terkendali, Jokowi: Pembukaan Tempat Ibadah Dilakukan Bertahap
Rabu, 03 Juni 2020 - 07:55 WIB
JAKARTA - Pemerintah mengaku belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyebaran wabah corona (Covid-19) . Maka, pembukaan aktivitas ekonomi, sekolah, hingga tempat ibadah akan dilakukan dengan tahapan ketat.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela kunjungannya untuk memantau perkembangan renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, kemarin. Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. “Kita tahu bahwa penyebaran Covid-19 sampai saat ini di Tanah Air belum semua provinsi wilayah bisa kita dikendalikan. Karena itu, pembukaan tempat ibadah, pembukaan untuk aktivitas ekonomi, pembukaan untuk sekolah, semuanya melalui tahapan-tahapan yang ketat,” ujarnya. (Baca: New Normal Jadi Kehidupan Baru, Kepala Bappenas: Tidak Terlalu Rumit)
Jokowi menjelaskan, salah satu pertimbangan utama dalam membuka aktivitas masyarakat adalah angka daya tular Covid-19 (RO) di suatu wilayah. Jika RO Covid-19 di suatu wilayah di bawah angka 1, pembukaan aktivitas masyarakat bisa saja dilakukan. Selain angka penularan, pembukaan aktivitas masyarakat di berbagai sektor didasarkan pada pertimbangan saintifik. “Semua tahapan pembukaan wilayah didasarkan pada data-data keilmuan yang ketat,” jaminnya.
Jokowi mengatakan tidak ingin terburu-buru membuka aktivitas masyarakat. Pembukaan aktivitas publik bisa dilakukan per wilayah maupun per bidang secara bertahap. “Sehingga kita harapkan akan berjalan dari tahapan ke tahapan, dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi, sesuai dengan angka-angka yang tadi saya sampaikan,” ujarnya.
Terkait progres renovasi Masjid Istiqlal, Jokowi mengatakan ada sedikit keterlambatan karena Covid-19. Saat ini proses renovasi besar masjid kebanggaan Indonesia itu hampir rampung. “Sampai hari ini, tadi sudah disampaikan, telah selesai kurang lebih 90%,” katanya.
Renovasi ini telah dimulai sejak 2019 dengan alokasi anggaran Rp465 miliar. Menurut Jokowi, penyelesaian renovasi ini agak molor dari waktu yang ditargetkan. “Renovasi besar ini akan diselesaikan insyaallah nanti di awal bulan Juli. Memang agak mundur karena pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Mengenai pembukaan, Jokowi menyebut belum ada hal yang diputuskan. Namun, dia mengatakan informasi yang diperolehnya dari Imam Besar Nasaruddin Umar bahwa kemungkinan dibuka Juli. “Bahwa direncanakan Masjid Istiqlal akan dibuka nanti, pada bulan Juli. Tetapi, keputusannya ada nanti di Bapak Imam Besar Masjid Istiqlal,” tuturnya. (Baca juga: Erick Ungkap Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 Capai Ratusan Juta)
Pada kesempatan itu dia meminta agar protokol kesehatan disiapkan sebelum pembukaan. “Tentu juga mulai saat ini tadi saya titip untuk disiapkan protokol-protokol kesehatan sehingga nanti pada saat kita melaksanakan salat di Masjid Istiqlal ini semuanya aman dari Covid-19,” katanya.
Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, menyatakan bahwa pengelola masih membahas rencana pembukaan masjid. Lantaran status Masjid Istiqlal sebagai Masjid Nasional Negara Republik Indonesia, pembahasan pembukaan tempat ibadah itu pun harus benar-benar matang. "Kami terus terang tidak ingin tergesa-gesa membuka masjid karena harus penuh dengan perhitungan. Tidak mau ada masalah baru yang muncul," tuturnya.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela-sela kunjungannya untuk memantau perkembangan renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta, kemarin. Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. “Kita tahu bahwa penyebaran Covid-19 sampai saat ini di Tanah Air belum semua provinsi wilayah bisa kita dikendalikan. Karena itu, pembukaan tempat ibadah, pembukaan untuk aktivitas ekonomi, pembukaan untuk sekolah, semuanya melalui tahapan-tahapan yang ketat,” ujarnya. (Baca: New Normal Jadi Kehidupan Baru, Kepala Bappenas: Tidak Terlalu Rumit)
Jokowi menjelaskan, salah satu pertimbangan utama dalam membuka aktivitas masyarakat adalah angka daya tular Covid-19 (RO) di suatu wilayah. Jika RO Covid-19 di suatu wilayah di bawah angka 1, pembukaan aktivitas masyarakat bisa saja dilakukan. Selain angka penularan, pembukaan aktivitas masyarakat di berbagai sektor didasarkan pada pertimbangan saintifik. “Semua tahapan pembukaan wilayah didasarkan pada data-data keilmuan yang ketat,” jaminnya.
Jokowi mengatakan tidak ingin terburu-buru membuka aktivitas masyarakat. Pembukaan aktivitas publik bisa dilakukan per wilayah maupun per bidang secara bertahap. “Sehingga kita harapkan akan berjalan dari tahapan ke tahapan, dari sektor ke sektor, dari provinsi ke provinsi, sesuai dengan angka-angka yang tadi saya sampaikan,” ujarnya.
Terkait progres renovasi Masjid Istiqlal, Jokowi mengatakan ada sedikit keterlambatan karena Covid-19. Saat ini proses renovasi besar masjid kebanggaan Indonesia itu hampir rampung. “Sampai hari ini, tadi sudah disampaikan, telah selesai kurang lebih 90%,” katanya.
Renovasi ini telah dimulai sejak 2019 dengan alokasi anggaran Rp465 miliar. Menurut Jokowi, penyelesaian renovasi ini agak molor dari waktu yang ditargetkan. “Renovasi besar ini akan diselesaikan insyaallah nanti di awal bulan Juli. Memang agak mundur karena pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Mengenai pembukaan, Jokowi menyebut belum ada hal yang diputuskan. Namun, dia mengatakan informasi yang diperolehnya dari Imam Besar Nasaruddin Umar bahwa kemungkinan dibuka Juli. “Bahwa direncanakan Masjid Istiqlal akan dibuka nanti, pada bulan Juli. Tetapi, keputusannya ada nanti di Bapak Imam Besar Masjid Istiqlal,” tuturnya. (Baca juga: Erick Ungkap Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 Capai Ratusan Juta)
Pada kesempatan itu dia meminta agar protokol kesehatan disiapkan sebelum pembukaan. “Tentu juga mulai saat ini tadi saya titip untuk disiapkan protokol-protokol kesehatan sehingga nanti pada saat kita melaksanakan salat di Masjid Istiqlal ini semuanya aman dari Covid-19,” katanya.
Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah, menyatakan bahwa pengelola masih membahas rencana pembukaan masjid. Lantaran status Masjid Istiqlal sebagai Masjid Nasional Negara Republik Indonesia, pembahasan pembukaan tempat ibadah itu pun harus benar-benar matang. "Kami terus terang tidak ingin tergesa-gesa membuka masjid karena harus penuh dengan perhitungan. Tidak mau ada masalah baru yang muncul," tuturnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda