Gerindra Usung Prabowo di Pilpres 2024, Faktor Ini Penting Diperhatikan
Selasa, 12 Oktober 2021 - 11:21 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti mengingatkan agar Partai Gerindra tidak terlalu cepat menetapkan calon presiden yang akan diusung di Pilpres 2024 . Sebab elektabilitas masih bergerak dinamis. Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang telah disuarakan menjadi capres masih dapat dikejar capres lain karena sejumlah faktor.
"Sebaiknya Gerindra tidak terlalu terburu-buru menetapkan calon presiden mereka karena ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian mereka," ujar Ray Rangkuti, Selasa (12/10/2021).
Faktor tersebut yakni stagnannya perolehan suara Prabowo di kisaran 20%. Sebagai capres yang sudah dua kali terlibat pencapresan, stagnanisasi ini harus dibaca serius. "Tingkat popularitas memang tinggi, tapi pemilih rendah merupakan persoalan tersendiri. Sementara pesaingnya terus merengsek maju dengan popularitas dan elektabilitas yang tidak terlalu jauh berjarak," kata Ray Rangkuti.
Baca juga: Prabowo Bakal Nyapres Lagi, Riza Patria: Itu Harapan Kader Gerindra
Menurutnya, pendukung utama Prabowo Subianto, khususnya dari kalangan Islam dianggap jauh berkurang sebagai efek dari keputusannya menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Joko Widodo.
"Kekecewaan mendalam terhadap pak Prabowo akan menyulitkan kelompok ini akan kembali bersama beliau. Tapi kekecewaan itu tidak dengan sendirinya merupakan kekecewaan terhadap partai. Ini lebih kepada figur. Oleh karena itu, terbuka potensi pendukung-pendukung beliau akan kembali ke siapapun tokoh yang diajukan oleh Gerindra," jelas Ray.
Ia menyebutkan masih ada waktu untuk membuka kompetisi antara kader-kader terbaik Gerindra untuk menjadi alternatif selain Prabowo Subianto.
"Seturut dengan itu, masih terbuka waktu yang cukup bagi Gerindra untuk mensosialisasikannya dari sekarang. Oleh karena itu, baiknya ditunda penetapan satu-satunya calon. Baiknya tetap terbuka kompetisi bagi kader Gerindra untuk dapat dicalonkan sebagai Capres 2024," pungkas Ray Rangkuti.
"Sebaiknya Gerindra tidak terlalu terburu-buru menetapkan calon presiden mereka karena ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian mereka," ujar Ray Rangkuti, Selasa (12/10/2021).
Faktor tersebut yakni stagnannya perolehan suara Prabowo di kisaran 20%. Sebagai capres yang sudah dua kali terlibat pencapresan, stagnanisasi ini harus dibaca serius. "Tingkat popularitas memang tinggi, tapi pemilih rendah merupakan persoalan tersendiri. Sementara pesaingnya terus merengsek maju dengan popularitas dan elektabilitas yang tidak terlalu jauh berjarak," kata Ray Rangkuti.
Baca juga: Prabowo Bakal Nyapres Lagi, Riza Patria: Itu Harapan Kader Gerindra
Menurutnya, pendukung utama Prabowo Subianto, khususnya dari kalangan Islam dianggap jauh berkurang sebagai efek dari keputusannya menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Joko Widodo.
"Kekecewaan mendalam terhadap pak Prabowo akan menyulitkan kelompok ini akan kembali bersama beliau. Tapi kekecewaan itu tidak dengan sendirinya merupakan kekecewaan terhadap partai. Ini lebih kepada figur. Oleh karena itu, terbuka potensi pendukung-pendukung beliau akan kembali ke siapapun tokoh yang diajukan oleh Gerindra," jelas Ray.
Ia menyebutkan masih ada waktu untuk membuka kompetisi antara kader-kader terbaik Gerindra untuk menjadi alternatif selain Prabowo Subianto.
"Seturut dengan itu, masih terbuka waktu yang cukup bagi Gerindra untuk mensosialisasikannya dari sekarang. Oleh karena itu, baiknya ditunda penetapan satu-satunya calon. Baiknya tetap terbuka kompetisi bagi kader Gerindra untuk dapat dicalonkan sebagai Capres 2024," pungkas Ray Rangkuti.
(muh)
tulis komentar anda