PPKM Darurat : Perkembangan Langkah Kemenkes Merespons Lonjakan Kasus
Kamis, 15 Juli 2021 - 10:03 WIB
JAKARTA - Upaya menambah ketersediaan tempat perawatan terus dilakukan. Dibandingkan sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan, sekitar 2400 tempat perawatan telah ditambahkan. Saat ini tersedia sekitar 35.500 tempat perawatan yang dikhususkan untuk Covid-19 di Jawa dan Bali.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, rata-rata keterisian tempat tidur masih tinggi atau meningkat. Penurunan keterisian tempat tidur dilaporkan dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah meski tetap di atas 80 persen.
Kabupaten/kota dengan keterisian tempat tidur >80 persen perlu mengkonversi tempat tidur sehingga 40 persen dari total tempat tidur RS dialokasikan untuk Covid-19. Jika kebutuhan tempat tidur masih belum terpenuhi, konversi RS menjadi RS khusus Covid-19 dan pembangunan RS lapangan/darurat Covid-19 dapat dilakukan.
Terkait suplai oksigen, Nadia mengatakan, strategi pemerintah adalah menambah pasokan oksigen serta mempercepat penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi. Kementerian Kesehatan telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90 persen. Melalui konversi ini, maka jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton.
Menurutnya, pemerintah terus memperoleh bantuan oksigen, baik dari sejumlah perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. “Bantuan oksigen ini akan didistribusikan terutama ke daerah-daerah dengan angka kasus tinggi,” katanya.
Ia mengungkapkan, Kemenkes juga bekerja sama dengan 11 penyedia layanan telemedicine untuk membantu konsultasi gratis hingga pemberian dan pengiriman obat bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, untuk isolasi mandiri. “Layanan tersebut bisa diakses di situs isoman.kemkes.go.id,” ujarnya.
Dia berharap, di masa PPKM Darurat ini peran semua elemen masyarakat taat dan menerapkan protokol kesehatan menjadi faktor yang penting untuk keberhasilan. Selain indikator kesehatan seperti jumlah kasus terkonfirmasi, keterisian tempat tidur karena covid di RS, dan angka kematian karena Covid-19, mobilitas penduduk menjadi indikator kunci yang harus dipantau untuk menentukan keberhasilan PPKM Darurat ini. CM
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengingatkan, rata-rata keterisian tempat tidur masih tinggi atau meningkat. Penurunan keterisian tempat tidur dilaporkan dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah meski tetap di atas 80 persen.
Kabupaten/kota dengan keterisian tempat tidur >80 persen perlu mengkonversi tempat tidur sehingga 40 persen dari total tempat tidur RS dialokasikan untuk Covid-19. Jika kebutuhan tempat tidur masih belum terpenuhi, konversi RS menjadi RS khusus Covid-19 dan pembangunan RS lapangan/darurat Covid-19 dapat dilakukan.
Terkait suplai oksigen, Nadia mengatakan, strategi pemerintah adalah menambah pasokan oksigen serta mempercepat penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi. Kementerian Kesehatan telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90 persen. Melalui konversi ini, maka jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton.
Menurutnya, pemerintah terus memperoleh bantuan oksigen, baik dari sejumlah perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. “Bantuan oksigen ini akan didistribusikan terutama ke daerah-daerah dengan angka kasus tinggi,” katanya.
Ia mengungkapkan, Kemenkes juga bekerja sama dengan 11 penyedia layanan telemedicine untuk membantu konsultasi gratis hingga pemberian dan pengiriman obat bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, untuk isolasi mandiri. “Layanan tersebut bisa diakses di situs isoman.kemkes.go.id,” ujarnya.
Dia berharap, di masa PPKM Darurat ini peran semua elemen masyarakat taat dan menerapkan protokol kesehatan menjadi faktor yang penting untuk keberhasilan. Selain indikator kesehatan seperti jumlah kasus terkonfirmasi, keterisian tempat tidur karena covid di RS, dan angka kematian karena Covid-19, mobilitas penduduk menjadi indikator kunci yang harus dipantau untuk menentukan keberhasilan PPKM Darurat ini. CM
(srf)
tulis komentar anda