Marwan Jafar: BUMN Pariwisata Harus Gencar Berpromosi untuk Menarik Wisatawan
Selasa, 13 Juli 2021 - 21:50 WIB
Anggota DPR RI Marwan Jafar menyebut ada empat langkah strategis untuk memulihkan sektor pariwisata di masa pandemi. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pandemi Covid 19 harus diakui berdampak pada bidang kesehatan dan sejumlah sektor perekonomian lainnya. Tak terkecuali sektor pariwisata. Namun demikian sektor ini juga yang diprediksi dan diyakini cepat pulih serta segera melaju begitu pandemi berakhir.
”Agar berkontribusi besar pada perekonomian nasional dan mendatangkan devisa plus efek domino positif ekonomi lainnya maka sangat diperlukan sejumlah langkah bisnis serta program yang menarik para wisatawan mancanegara maupun domestic,” ujar anggota DPR RI Marwan Jafar Selasa, (13/7/2021).
Marwan menyebut ada empat langkah strategi bisnis yang sangat mendasar, penting dan mendesak buat diwujudkan oleh BUMN Pariwisata serta berkolaborasi dengan beberapa kementerian, lembaga maupun mitra bisnis terkait. Pertama, campaign atau promosi wisata terus-menerus secara menyeluruh dan terintegrasi, khususnya mengenai potensi 5 Super Prioritas Destinasi di Indonesia meliputi Labuan Bajo, Danau Toba, Likupang, Borobudur serta Mandalika.
Sedangkan Pulau Bali sebagai destinasi favorit utama dan Jogjakarta sebagai tujuan wisata favorit kedua, juga tetap mesti dijaga dan digencarkan promosinya. ”Kedua, perlunya dibuat sebuah One Payment One Card untuk tiket pariwisata. Mengenai kiat ini, saya pikir bisa berkolaborasi dengan maskapai penerbangan dan biro-biro perjalanan wisata, kan," tukas Marwan.
Ketiga, kata mantan Menteri Desa-PDT ini, harus dikuasai sistem atau formula paket wisata yang mencakup dari hulu hingga hilir. Misalnya dibuat sebuah paket wisata yang sudah termasuk mulai dari tiket pesawat, tiket pemesanan kamar hotel, tiket masuk lokasi wisata, tiket booking tempat kuliner, tiket pemesanan cindera mata dan oleh-oleh serta tiket pertunjukan budaya dan kerajinan khas.
”Keempat, harus diperbanyak kalender pertunjukan budaya (seperti tari-tarian, upacara adat), maupun event-event berkalender atau festival internasional dengan artis musisi besar dunia untuk terus memperkenalkan 5 Super Priority Destinasi Indonesia tersebut ke dunia internasional,” katanya.
”Agar berkontribusi besar pada perekonomian nasional dan mendatangkan devisa plus efek domino positif ekonomi lainnya maka sangat diperlukan sejumlah langkah bisnis serta program yang menarik para wisatawan mancanegara maupun domestic,” ujar anggota DPR RI Marwan Jafar Selasa, (13/7/2021).
Marwan menyebut ada empat langkah strategi bisnis yang sangat mendasar, penting dan mendesak buat diwujudkan oleh BUMN Pariwisata serta berkolaborasi dengan beberapa kementerian, lembaga maupun mitra bisnis terkait. Pertama, campaign atau promosi wisata terus-menerus secara menyeluruh dan terintegrasi, khususnya mengenai potensi 5 Super Prioritas Destinasi di Indonesia meliputi Labuan Bajo, Danau Toba, Likupang, Borobudur serta Mandalika.
Baca Juga
Sedangkan Pulau Bali sebagai destinasi favorit utama dan Jogjakarta sebagai tujuan wisata favorit kedua, juga tetap mesti dijaga dan digencarkan promosinya. ”Kedua, perlunya dibuat sebuah One Payment One Card untuk tiket pariwisata. Mengenai kiat ini, saya pikir bisa berkolaborasi dengan maskapai penerbangan dan biro-biro perjalanan wisata, kan," tukas Marwan.
Ketiga, kata mantan Menteri Desa-PDT ini, harus dikuasai sistem atau formula paket wisata yang mencakup dari hulu hingga hilir. Misalnya dibuat sebuah paket wisata yang sudah termasuk mulai dari tiket pesawat, tiket pemesanan kamar hotel, tiket masuk lokasi wisata, tiket booking tempat kuliner, tiket pemesanan cindera mata dan oleh-oleh serta tiket pertunjukan budaya dan kerajinan khas.
”Keempat, harus diperbanyak kalender pertunjukan budaya (seperti tari-tarian, upacara adat), maupun event-event berkalender atau festival internasional dengan artis musisi besar dunia untuk terus memperkenalkan 5 Super Priority Destinasi Indonesia tersebut ke dunia internasional,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda