Bersama Sri Sultan HB X, Zulhas Bahas Perkembangan Geopolitik

Senin, 14 Juni 2021 - 19:05 WIB
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan bersama sejumlah tokoh partainya bertemu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Foto/Istimewa
JAKARTA - Dalam rangkaian kunjungannya ke Yogyakarta, Senin (14/6/2021), Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan datang ke Kepatihan Keraton Yogyakarta untuk menemui Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kedatangan pria yang biasa disapa Zulhas ini didampingi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Hatta Rajasa dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir dan Ketua Pengembangan Organisasi dan Keanggotaam (POK) DPP PAN A Mumtaz Rais.

Dalam pertemuan yang dilangsungkan secara tertutup itu, Zulhas dan Sri Sultan HB X berbincang selama lebih kurang 1,5 jam. Keduanya berdiskusi mengenai berbagai persoalan bangsa, mulai dari dinamika politik nasional hingga perkembangan politik dunia.

"Yang menarik, tadi Ngarso Dalem banyak bercerita tentang perkembangan geopolitik. Beliau sangat concern mengenai posisi Indonesia di tengah kancah politik dunia." Kata Zulhas.

Dia menjelaskan, Sri Sultan Hamengkubuwono berpesan agar berbagai pihak tidak melulu terjebak persoalan-persoalan masa lalu. "Kita masih berkutat bicara Pancasila, bangsa, kewargaan, dan lainnya. Seharusnya kita sudah bicara masa depan, kemajuan, kompetisi global. Apa posisi dan peran Indonesia bagi kemajuan peradaban? Itu harus mulai menjadi fokus kita," kata Sri Sultan.



Menanggapi pesan Sri Sultan, Zulhas menyinggung problem-problem kebangsaan yang masih dihadapi dan pentingnya segera keluar dari sana. "Pembelahan di tengah masyarakat akibat politik harus segera dihentikan. Agar fokus dan energi bisa kita alihkan pada hal-hal yang lebih produktif. Kompetisi global menanti peran-peran besar Indonesia. Ini yang belakangan ini menjadi bahan diskusi kami di PAN," tuturnya.

Mengapresiasi langkah Zulhas dalam merajut simpul-simpul kebangsaan, termasuk menemui elite maupun tokoh-tokoh ormas, Sri Sultan mengatakan saat ini merupakan waktu tepat untuk memulai kerja kebangsaan. Meskipun itu sesuatu yang sulit, tetapi kita harus punya pikiran-pikiran besar, tidak dipersempit oleh perbedaan-perbedaan apalagi konflik.

"Aku dan kamu harus menjadi kita. Itulah esensi Indonesia. Kalau sudah menjadi kita, saatnya berperan di level dunia," tuturnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(dam)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More