Mudik Saat Pandemi Corona Bisa Tambah Beban Moral Orang Tua di Rumah
Sabtu, 23 Mei 2020 - 16:26 WIB
JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar, mengatakan bahwa aktivitas mudik pada saat pandemi Covid-19 atau virus Corona, justru dapat menambah beban moral baru bagi orang tua yang ada di kampung halaman.
Menurut dia, itu dapat terjadi karena mudik di masa pandemi sekarang ini berpotensi mengundang kekhawatiran bagi tetangga orang tua di rumah. (Baca juga: Pimpinan DPR Tidak Gelar Open House Idul Fitri)
"Kalau kita mudik sekarang, kasihan (orang tua), memberikan beban moral terhadap orang tua kita. Banyak pengalaman yang kita terima dari kampung. Akhirnya orang tuanya dikucilkan gara-gara (menerima) tamunya, anaknya dari Jakarta, misalnya," kata Nasaruddin dalam telekonferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (23/5/2020).
Kehadiran pemudik dari kota besar seperti Jakarta, lanjut Nasaruddin, akan membuat tetangga orang tua di kampung menjadi takut tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sebab, aktivitas mudik juga sangat berpotensi membuat seseorang menjadi pembawa virus meskipun tanpa gejala atau tidak menunjukkan sakit kepada orang tua dan lingkungan sekitarnya.
"Ini gara-gara tetangga kita membawa tamu dari kota. Ini kita was-was. Kita mungkin pulang kembali kota, orang tua kita masih dikucilkan tetangga. Jadi kalau kita mudik sekarang, itu sangat membebani orang tua kita di sana (di kampung)," imbuhnya.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik dan tetap di rumah saja sehingga tidak membebani orang tua di kampung halaman.
"Kita sudah kembali ke Jakarta, orang tua kita dikucilkan. Apalagi kalau misalnya ada yang sakit di tempat itu. Jangan-jangan dikutuk, dilaknat orang tua kita. Naudzubillah mindzalik. Jadi bukan membawa kebahagiaan tapi seperti membawa malapetaka," jelas dia.
Nasaruddin juga berharap agar masyarakat tetap sabar menunggu hingga keadaan menjadi lebih baik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat agar berdoa dan bersama-sama melakukan upaya pencegahan, sehingga berakhirnya Bulan Suci Ramadan juga memberi keberkahan bagi umat muslim.
"Ramadhan berarti menghanguskan (sesuatu yang buruk), semoga kepergian bulan Ramadhan juga menggulung habis virus Corona ini. Siapa tahu ada keajaiban atas doa yang kita panjatkan," pungkasnya.
Menurut dia, itu dapat terjadi karena mudik di masa pandemi sekarang ini berpotensi mengundang kekhawatiran bagi tetangga orang tua di rumah. (Baca juga: Pimpinan DPR Tidak Gelar Open House Idul Fitri)
"Kalau kita mudik sekarang, kasihan (orang tua), memberikan beban moral terhadap orang tua kita. Banyak pengalaman yang kita terima dari kampung. Akhirnya orang tuanya dikucilkan gara-gara (menerima) tamunya, anaknya dari Jakarta, misalnya," kata Nasaruddin dalam telekonferensi pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (23/5/2020).
Kehadiran pemudik dari kota besar seperti Jakarta, lanjut Nasaruddin, akan membuat tetangga orang tua di kampung menjadi takut tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sebab, aktivitas mudik juga sangat berpotensi membuat seseorang menjadi pembawa virus meskipun tanpa gejala atau tidak menunjukkan sakit kepada orang tua dan lingkungan sekitarnya.
"Ini gara-gara tetangga kita membawa tamu dari kota. Ini kita was-was. Kita mungkin pulang kembali kota, orang tua kita masih dikucilkan tetangga. Jadi kalau kita mudik sekarang, itu sangat membebani orang tua kita di sana (di kampung)," imbuhnya.
Oleh karena itu, Nasaruddin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudik dan tetap di rumah saja sehingga tidak membebani orang tua di kampung halaman.
"Kita sudah kembali ke Jakarta, orang tua kita dikucilkan. Apalagi kalau misalnya ada yang sakit di tempat itu. Jangan-jangan dikutuk, dilaknat orang tua kita. Naudzubillah mindzalik. Jadi bukan membawa kebahagiaan tapi seperti membawa malapetaka," jelas dia.
Nasaruddin juga berharap agar masyarakat tetap sabar menunggu hingga keadaan menjadi lebih baik. Selain itu, ia juga meminta masyarakat agar berdoa dan bersama-sama melakukan upaya pencegahan, sehingga berakhirnya Bulan Suci Ramadan juga memberi keberkahan bagi umat muslim.
"Ramadhan berarti menghanguskan (sesuatu yang buruk), semoga kepergian bulan Ramadhan juga menggulung habis virus Corona ini. Siapa tahu ada keajaiban atas doa yang kita panjatkan," pungkasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda