Tak Cuma Puan Maharani, Nama-nama Ini Berpeluang Dampingi Prabowo di Pilpres 2024
Sabtu, 22 Mei 2021 - 10:24 WIB
JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Gerindra yang kini menjabat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seringkali masuk daftar kandidat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang di berbagai hasil survei.
Salah satunya survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) dan diumumkan pada Sabtu 8 Mei 2021, Prabowo berada di posisi pertama sebagai presiden 2024 dengan perolehan 57,1%.
Pada survei terbaru Indometer yang dirilis Jumat 7 Mei 2021, elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden berada di urutan kedua dengan 17,4%. Kemudian, di survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang diumumkan pada Kamis 1 April 2021, Prabowo berada di urutan pertama dengan perolehan 20 persen pada kategori top of mind.
Selanjutnya, versi Lembaga survei KedaiKOPI yang diumumkan pada Senin 12 April 2021, nama Prabowo berada di puncak sebagai calon yang paling berpotensi maju Pilpres 2024 dengan perolehan 24,5%.
Begitu pula berdasarkan survei nasional Charta Politika Indonesia yang diumumkan pada Minggu 28 Maret 2021, Prabowo di posisi teratas dengan perolehan 19,6 persen dalam simulasi 12 nama yang disodorkan ke responden.
Sedangkan kriteria pendamping Prabowo di Pilpres mendatang, kata dia, tentunya memiliki elektabilitas yang tinggi. “Namun walaupun Puan elektabilitasnya rendah. Namun dia berangkat dari the rulling party (partai pemenang), yang banyak menguasai jabatan-jabatan politik untuk menekan kepala daerah agar mendukung mereka nanti,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara mengatakan jika Prabowo maju kembali dalam Pilpres 2024, maka sosok pendampingnya atau cawapres menjadi sangat penting. “Sebagai ketum parpol papan atas, Gerindra, menjabat Menhan, dan punya elektabilitas yang bagus, persoalan signifikan bagi mantan Danjen Kopassus itu bukan bisa maju atau tidak, tetapi bisa menang atau enggak,” kata Igor yang juga sebagai Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa prinsip utama dalam memilih cawapres di 2024 selain pertimbangan presidential threshold, figur tersebut harus yang bisa meningkatkan elektabilitas sebagai pasangan calon. Atau, lanjut dia, minimal Cawapres pendamping Prabowo itu tidak mengurangi tingkat keterpilihan mereka saat nanti berkontestasi dan berkompetisi.
“Yang kedua, karena Prabowo berlatar belakang militer, maka pasangannya harus dari kalangan sipil yang berusia lebih muda. Bisa menteri yang paham masalah ekonomi, Airlangga Hartarto atau Sandiaga Uno, bisa ketua DPR perempuan, Puan Maharani atau Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bisa kepala daerah Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, atau berpasangan dengan ketum parpol berbasis massa Islam, seperti Muhaimin Iskandar. Diantara nama-nama tersebut, Prabowo Subianto lebih berpeluang maju di Pilpres 2024 bersama Puan Maharani (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar), atau Muhaimin Iskandar (PKB),” pungkasnya. Baca juga: Momen Heroik Paspampres Todongkan Senjata ke Agen Mossad Israel
Salah satunya survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) dan diumumkan pada Sabtu 8 Mei 2021, Prabowo berada di posisi pertama sebagai presiden 2024 dengan perolehan 57,1%.
Pada survei terbaru Indometer yang dirilis Jumat 7 Mei 2021, elektabilitas Prabowo sebagai calon presiden berada di urutan kedua dengan 17,4%. Kemudian, di survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang diumumkan pada Kamis 1 April 2021, Prabowo berada di urutan pertama dengan perolehan 20 persen pada kategori top of mind.
Selanjutnya, versi Lembaga survei KedaiKOPI yang diumumkan pada Senin 12 April 2021, nama Prabowo berada di puncak sebagai calon yang paling berpotensi maju Pilpres 2024 dengan perolehan 24,5%.
Begitu pula berdasarkan survei nasional Charta Politika Indonesia yang diumumkan pada Minggu 28 Maret 2021, Prabowo di posisi teratas dengan perolehan 19,6 persen dalam simulasi 12 nama yang disodorkan ke responden.
Baca Juga
Sedangkan kriteria pendamping Prabowo di Pilpres mendatang, kata dia, tentunya memiliki elektabilitas yang tinggi. “Namun walaupun Puan elektabilitasnya rendah. Namun dia berangkat dari the rulling party (partai pemenang), yang banyak menguasai jabatan-jabatan politik untuk menekan kepala daerah agar mendukung mereka nanti,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Jayabaya Igor Dirgantara mengatakan jika Prabowo maju kembali dalam Pilpres 2024, maka sosok pendampingnya atau cawapres menjadi sangat penting. “Sebagai ketum parpol papan atas, Gerindra, menjabat Menhan, dan punya elektabilitas yang bagus, persoalan signifikan bagi mantan Danjen Kopassus itu bukan bisa maju atau tidak, tetapi bisa menang atau enggak,” kata Igor yang juga sebagai Direktur Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) ini.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa prinsip utama dalam memilih cawapres di 2024 selain pertimbangan presidential threshold, figur tersebut harus yang bisa meningkatkan elektabilitas sebagai pasangan calon. Atau, lanjut dia, minimal Cawapres pendamping Prabowo itu tidak mengurangi tingkat keterpilihan mereka saat nanti berkontestasi dan berkompetisi.
“Yang kedua, karena Prabowo berlatar belakang militer, maka pasangannya harus dari kalangan sipil yang berusia lebih muda. Bisa menteri yang paham masalah ekonomi, Airlangga Hartarto atau Sandiaga Uno, bisa ketua DPR perempuan, Puan Maharani atau Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bisa kepala daerah Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, atau berpasangan dengan ketum parpol berbasis massa Islam, seperti Muhaimin Iskandar. Diantara nama-nama tersebut, Prabowo Subianto lebih berpeluang maju di Pilpres 2024 bersama Puan Maharani (PDIP), Airlangga Hartarto (Golkar), atau Muhaimin Iskandar (PKB),” pungkasnya. Baca juga: Momen Heroik Paspampres Todongkan Senjata ke Agen Mossad Israel
Lihat Juga :
tulis komentar anda