Bantah Pendapat Hendropriyono, Anwar Abbas Ingatkan Falsafah Pancasila dan UUD 45

Rabu, 19 Mei 2021 - 11:21 WIB
Wakil Ketua Umum MUI sekaligus Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menilai pendapat Hendropriyono itu tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia, Pancasila dan UUD 45. Foto/PWNU
JAKARTA - Pernyataan Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) Jenderal (Purn), AM Hendropriyono yang menyatakan Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi terus mendapatkan kritik. Kali ini, kritikan dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas .

Anwar Abbas menilai pendapat Hendropriyono itu tidak sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia Pancasila terutama sila keduanya yaitu sila kemanusiaan yang adil dan beradab. "Di dalam ajaran Islam kita tidak hanya diminta untuk memperhatikan diri kita saja tapi kita juga diminta untuk peduli kepada orang lain kepada tetangga kita masyarakat dan bangsa kita serta kepada negara lain dan manusia-manusia yang ada di sana," ujar Anwar Abbas kepada SINDOnews, Rabu (19/5/2021). Baca juga: Kritisi Pernyataan Hendropriyono, Muhammadiyah Sebut Indonesia Negara Anti Penjajahan

Oleh karena itu, kata dia, di dalam khazanah ajaran Islam dalam konteks hubungan dengan sesama dan dalam bentuk yang lebih makro, ada tiga jenis ukhuwah atau persaudaraan yang harus kita tegakkan dan junjung tinggi, yaitu ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathoniyah (kebangsaan) dan ukhuwah basyariyah (kemanusiaan).



Dia mengatakan sikap dan pandangan seperti itu tampak pula sudah terefleksi di dalam alinea pertama mukaddimah atau pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

"Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia itu tidak boleh hanya sibuk berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri saja tapi dia juga harus peduli terhadap nasib dan keadaan bangsa-bangsa lain," tuturnya.

Maka itu, lanjut dia, salah satu prinsip luhur dan mulia yang harus dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana kita bisa berjuang untuk tegak dan dijunjung tingginya nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan dalam hidup dan kehidupan ini.

"Oleh karena biang keladi yang paling utama yang telah membuat terciptanya satu kehidupan yang tidak berkeadilan dan tidak menjunjung tinggi nilai-nilai perikemanusiaan adalah penjajahan maka para the founding fathers atau para pendiri bangsa kita telah melihat bahwa yang namanya penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan," jelasnya.

Dia melanjutkan sebagai bangsa kita tidak boleh membiarkan ada suatu suku bangsa atau negara di dunia ini yang menjajah bangsa lain. Itulah sebabnya, sambung dia, sampai hari ini kita sebagai bangsa tidak bisa mengakui dan tidak mau membangun hubungan diplomatik dengan Israel.

"Karena Israel jelas-jelas secara mata telanjang telah mencaplok dan menjajah tanah dan wilayah yang menjadi milik dari bangsa Palestina," katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More