Diperkuat Eks Pendukung Prabowo, Mampukah Partai Ummat Jadi Poros Baru Oposisi?

Sabtu, 01 Mei 2021 - 12:21 WIB
Amien Rais saat acara deklarasi Partai Ummat. Foto/youtube AR Official
JAKARTA - Partai Ummat resmi dideklarasikan pada Kamis 29 April 2021. Para pengurus intinya pun telah diumumkan dalam acara yang disiarkan melalui akun Youtube Amien Rais Official itu.

Mereka di antaranya adalah mantan Ketua MPR yang juga pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais sebagai ketua majelis syura. Kemudian, Neno Warisman, MS Ka’ban, dan Thalib Shaggaf Al Jufri sebagai wakil ketua majelis syura. Sedangkan KH Ansufri Idrus Sambo menjabat sekretaris majelis syura.

Adapun ketua umumnya adalah Ridho Rahmadi, menantu Amien Rais. Lalu, Agung Mozin, Sugeng dan Chandra Tirta Wijaya sebagai wakil ketua umumnya. Selanjutnya, Ahmad Muhajir sebagai sekretaris jenderal dan Benny Suharto sebagai bendahara umum.

Sebagian pengurus inti Partai Ummat itu tokoh-tokoh yang berseberangan dengan Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Seperti Neno Warisman yang merupakan salah satu Pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 yang aktif menyuarakan Gerakan 2019 Ganti Presiden.

Kemudian Ustaz Ansufri Idrus Sambo yang merupakan mantan Ketua Garda 212. Sejumlah tokoh lainnya yang berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi juga hadir seperti mantan terpidana kasus pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Buni Yani, dan mantan Koordinator Relawan IT Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Lalu, akankah Partai Ummat akan menjadi poros baru oposisi?



“Partai Ummat memang memilih jalan oposisi, dan itu harus dihargai. Agar ada kontrol dari oposisi terhadap pemerintah,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin kepada SINDOnews, Sabtu (1/5/2021).

Namun, menurut Ujang, untuk saat ini sulit bagi Partai Ummat menjadi poros baru oposisi. “Tapi pasca 2024 nanti mungkin terjadi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai masih jauh bagi Partai Ummat untuk menjadi partai poliitik pendorong koalisi oposisi, walaupun banyak tokoh yang berseberangan dengan Pemerintahan Jokowi terlibat di dalam partai berlogo Perisai Tauhid warna emas dengan bintang di tengah itu.

Selain itu, dia menilai daya pengaruh Partai Ummat ke pemilih pun tidak akan terlalu signifikan. “Dengan kondisi saat ini, Partai Ummat berhasil masuk dalam kontestasi 2024 saja sudah sangat baik. Jika berhasil mengikuti kontestasi, baru upaya membangun koalisi terbuka, itu pun jika memang miliki pemilih yang cukup dominan di antara partai terafiliasi Islam lainnya,” kata Dedi kepada SINDOnews secara terpisah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More