Kader PKS yang Sakit Hati Bisa Menyeberang ke Partai Gelora Indonesia

Kamis, 21 Mei 2020 - 08:08 WIB
Partai Gelora Indonesia. Istimewa
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menganggap, hadirnya Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bentukan eks petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta merupakan hal lazim di tengah iklim kebebasan berdemokrasi yang ditandai dengan euforia multipartai.

"Di satu sisi munculnya Partai Gelora semakin mewarnai dunia perpolitikan di Indonesia. Tapi di sisi, hadirnya Partai Gelora bisa jadi sekadar menjadi parasit bagi PKS," kata Karyono saat dihubungi SINDOnews, Kamis (21/5/2020).

Menurut Karyono, setidaknya dengan hadirnya Partai Gelora yang didirikan 'barisan sakit hati' mantan para petinggi PKS itu dapat menjadi ancaman bagi partai tersebut. Pasalnya, salah satu celah yang bisa dimanfaatkan oleh Partai Gelora adalah dengan merebut suara pemilih partai yang dipimpin M Sohibul Iman.



Menurutnya, hal itu bisa terjadi, terlebih Anis Matta dan Fahri Hamzah dapat dikatakan sebagai tokoh berpengaruh yang pernah duduk di PKS. Hal ini dapat menjadi magnet baru dalam mendorong migrasi para kader dan basis pemilih PKS. "Kader-kader partai yang sakit hati berpotensi menyeberang ke Partai Gelora," tutur dia.

Lebih lanjut Karyono mengatakan, salah satu ceruk utama Partai Gelora pimpinan Anis Matta ini tentu akan membidik basis pemilih PKS. Jika ini dilakukan serius, berpotensi menurunkan perolehan suara PKS. Namun, hal itu tidak mudah dilakukan Anis Matta karena kader PKS cukup solid, terlebih lagi basis pemilihnya sadar ideologis. ( ).

Di sisi lain, kata dia, Partai Gelora juga tidak mudah mendapatkan dukungan dari kalangan pemilih di luar basis PKS. Pasalnya, selain harus bersaing dengan partai lain yang saling berebut ceruk pemilih dari pelbagai segmen. Hambatan lain yang mengganggu Partai Gelora adalah terbentuknya imej sebagai partai barisan sakit hati.

"Karena Partai Gelora didirikan sejumlah mantan pengurus PKS yang berkonflik. Oleh karenanya, kondisi yang kemungkinan bisa terjadi justru Partai Gelora tidak lolos ambang batas parlemen. Sehingga skenario yang terjadi Partai Gelora sekadar menjadi parasit yang menggerogoti kekuatan PKS," ungkapnya.

Namun demikian, sambung Karyono, untuk membaca fenomena politik tersebut, perlu penelitian secara mendalam untuk melihat kecenderungan pemilih PKS-Partai Gelora dalam dinamika politik lima tahun ke depan. "Dengan data survei itulah kita bisa meramal nasib kedua partai tersebut secara presisif," ujar Karyono.
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More