Lewat Konsorsium, 134 Proposal Riset Covid-19 Didanai Rp60,6 M
Senin, 18 Mei 2020 - 17:59 WIB
JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional ( Kemenristek/BRIN ) melalui Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 menggelar program pendanaan riset dan inovasi untuk para peneliti dan perekayasa yang melakukan riset dan pengembangan penanganan virus Corona (Covid-19).
Setelah melalui seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara online, Kemenristek/BRIN mengumumkan 134 proposal riset yang mendapatkan pendanaan tahap pertama dengan total anggaran sebesar Rp60,6 miliar.
“134 proposal riset tersebut sudah melalui proses seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara daring kepada tim penilai dari Kemenristek/BRIN,” tutur Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/5/2020).
Proposal riset yang mendapatkan pendanaan tersebut meliputi enam bidang prioritas yang mencakup pertama, yakni pencegahan, sebanyak 25 proposal kegiatan.
Kedua, screening dan diagnosis, sebanyak 12 proposal kegiatan. Ketiga, alat kesehatan dan pendukungnya, sebanyak 34 proposal kegiatan. Keempat, obat-obatan dan terapi, sebanyak 20 proposal kegiatan.
Kelima, multicenter clinical trial, sebanyak 13 proposal kegiatan. Keenam, sosial humaniora dan public health modelling, sebanyak 30 proposal kegiatan.
Beberapa hasil riset dan inovasi tahap pertama ini bahkan telah diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 6 April lalu dan digunakan oleh berbagai fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Produk tersebut antara lain test kit, baik yang berbasis PCR atau non-PCR, hand sanitizer dari LIPI-BPPT, mobile handwasher dari BPPT, ventilator, robot kesehatan (Raisa) dari ITS-Unair, alat kesehatan lain dan APD dari beberapa pusat riset.
Beberapa produk lainnya akan segera diluncurkan pada tanggal 20 Mei 2020 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, dan sekaligus momentum dalam kebangkitan “Inovasi Indonesia” menuju Kemandirian bangsa pada produk kesehatan, khususnya dalam penanganan Covid-19.( )
Upaya riset untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat pandemi ini tidak berhenti sampai pada program pendanaan tahap pertama ini.
Kemenristek/BRIN masih memberikan kesempatan kepada lembaga yang terhimpun dalam konsorsium atau lembaga yang bekerja sama dengan konsorsium tersebut untuk mengajukan proposal penelitian pada program Pendanaan Tahap Kedua.
"Tentu yang belum dapat dana bisa diperbaiki untuk diajukan diberi kesempatan maksimal 2 Juni," tuturnya.
Setelah melalui seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara online, Kemenristek/BRIN mengumumkan 134 proposal riset yang mendapatkan pendanaan tahap pertama dengan total anggaran sebesar Rp60,6 miliar.
“134 proposal riset tersebut sudah melalui proses seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara daring kepada tim penilai dari Kemenristek/BRIN,” tutur Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19, Ali Ghufron Mukti dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/5/2020).
Proposal riset yang mendapatkan pendanaan tersebut meliputi enam bidang prioritas yang mencakup pertama, yakni pencegahan, sebanyak 25 proposal kegiatan.
Kedua, screening dan diagnosis, sebanyak 12 proposal kegiatan. Ketiga, alat kesehatan dan pendukungnya, sebanyak 34 proposal kegiatan. Keempat, obat-obatan dan terapi, sebanyak 20 proposal kegiatan.
Kelima, multicenter clinical trial, sebanyak 13 proposal kegiatan. Keenam, sosial humaniora dan public health modelling, sebanyak 30 proposal kegiatan.
Beberapa hasil riset dan inovasi tahap pertama ini bahkan telah diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 6 April lalu dan digunakan oleh berbagai fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Produk tersebut antara lain test kit, baik yang berbasis PCR atau non-PCR, hand sanitizer dari LIPI-BPPT, mobile handwasher dari BPPT, ventilator, robot kesehatan (Raisa) dari ITS-Unair, alat kesehatan lain dan APD dari beberapa pusat riset.
Beberapa produk lainnya akan segera diluncurkan pada tanggal 20 Mei 2020 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, dan sekaligus momentum dalam kebangkitan “Inovasi Indonesia” menuju Kemandirian bangsa pada produk kesehatan, khususnya dalam penanganan Covid-19.( )
Upaya riset untuk mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat pandemi ini tidak berhenti sampai pada program pendanaan tahap pertama ini.
Kemenristek/BRIN masih memberikan kesempatan kepada lembaga yang terhimpun dalam konsorsium atau lembaga yang bekerja sama dengan konsorsium tersebut untuk mengajukan proposal penelitian pada program Pendanaan Tahap Kedua.
"Tentu yang belum dapat dana bisa diperbaiki untuk diajukan diberi kesempatan maksimal 2 Juni," tuturnya.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda