Jawab AHY, Moeldoko: Kudeta Itu dari Dalam Masa dari Luar
Senin, 01 Februari 2021 - 21:48 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjawab tuduhan bahwa dirinya akan mengambil alih Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ). Moeldoko mengingatkan bahwa kudeta itu berasal dari dalam bukan luar Partai Demokrat.
"Berikutnya kalau ada kudeta itu ya kudeta itu dari dalam massa dari luar," katanya dalam keterangan persnya, Senin (1/2/2021).
Moeldoko menegaskan bahwa persoalan ini jangan dikaitkan dengan istana. Apalagi, menurutnya, Presiden Jokowi tak tahu apapun soal ini.
"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko nih bukan selalu KSP. Ini Moeldoko nih," ujarnya.
Lebih lanjut dia menduga bahwa tudingan tersebut berasal dari foto-foto pertemuan antara dirinya dengan pihak yang diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.
"Mungkin dasarnya foto-foto. Ya orang ada dari Indonesia Timur. Dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gw, sama saya. Ya saya terima saja apa susahnya. Itulah menunjukan bahwa seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun," tuturnya.
Dia mengatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan menerima tamu dari manapun dan siapa pun. Dia menyebut bahwa dirinya bukanlah orang yang membatasi diri.
"Berikutnya kalau ada kudeta itu ya kudeta itu dari dalam massa dari luar," katanya dalam keterangan persnya, Senin (1/2/2021).
Moeldoko menegaskan bahwa persoalan ini jangan dikaitkan dengan istana. Apalagi, menurutnya, Presiden Jokowi tak tahu apapun soal ini.
"Jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini. Karena beliau tidak tahu sama sekali. Tidak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya Moeldoko nih bukan selalu KSP. Ini Moeldoko nih," ujarnya.
Lebih lanjut dia menduga bahwa tudingan tersebut berasal dari foto-foto pertemuan antara dirinya dengan pihak yang diduga ingin mengambil alih Partai Demokrat.
"Mungkin dasarnya foto-foto. Ya orang ada dari Indonesia Timur. Dari mana-mana datang ke sini kan pengen foto sama gw, sama saya. Ya saya terima saja apa susahnya. Itulah menunjukan bahwa seorang jenderal tidak punya batas dengan siapa pun," tuturnya.
Dia mengatakan bahwa sudah menjadi kebiasaan menerima tamu dari manapun dan siapa pun. Dia menyebut bahwa dirinya bukanlah orang yang membatasi diri.
Lihat Juga :
tulis komentar anda