Gempa Sulbar Pemicu Gempa Lain di Indonesia? Begini Penjelasan Profesor ITB
Senin, 01 Februari 2021 - 13:00 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mencatat adanya aktivitas abnormal kegempaan di Indonesia selama dalam bulan Januari 2021. Bahkan, BMKG mencatat per tanggal 29 Januari 2021 sebanyak 77 gempa yang dirasakan terjadi di Tanah Air.
Bahkan gempa juga semakin sering terjadi gempa M6,2 di Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021 lalu. Apakah aktivitas tektonik kegempaan di Sulawesi memicu gempa lain di Indonesia?
Guru Besar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Benyamin Sapii menegaskan, secara umum gempa tektonik di Sulbar tidak berhubungan langsung dengan rentetan gempa bumi akhir-akhir ini.
“Secara umum tidak ada hal ini terjadi karena prosesnya tektonik terjadi perlahan dan Panjang sekali waktunya. Jadi sulit mengatakan hubungan secara langsung,” kata Benyamin dalam Focus Group Discussion (FGD) Gempa Bumi di Sulawesi Barat secara virtual, Senin (1/2/2021).
(Baca: Tercatat 105 Orang Meninggal Akibat Gempa Bumi M6,2 di Sulbar)
Benyamin mengatakan Majene dan Mamuju yang terdampak gempa M6,2 di Sulbar memang titik potensi tinggi gempa bumi yang berpotensi terjadi tsunami.
“Daerah Majene, Mamuju ini ternyata daerah yang boleh dikatakan signifikan tinggi potensi gempa buminya dan juga berasosiasi dengan tsunami. Jadi, kalau gempa tektonik selalu berasosiasi dengan batas lempeng ya. Kalau kita tahu kalau batas lempeng di dalamnya juga mempunyai sesar-sesar aktif yang cukup signifikan,” ungkap Benyamin.
(Baca: Tiga Lempeng Tektonik Aktif Pemicu Gempa Bumi di Indonesia)
Benyamin mengungkapkan sesar aktif di wilayah Sulbar berasosiasi dengan sesar-sesar aktif salah satunya Palu Koro dan Matano. “Nah, di antaranya Sulawesi ini terletak pada border yang kita pikir secara tektonik relatif tenang dan stabil ternyata banyak sekali gempa dangkal yang di daerah Sulawesi ini terutama berasosiasi sesar-sesar yang cukup terkenal seperti sesar Palu Koro dan Matano,” katanya.
“Jadi di Sulawesi Barat ini cukup tinggi dan juga mempunyai struktur yang cukup aktif. Jadi di Sulawesi ini sebenarnya tektonik boleh dikatakan tidak terlalu matang, tetapi kita mengenal voltras belt di daerah Majene Mamuju yang berkaitan dengan apa yang disebut sebagai Sulawesi Volt Belt di daerah Makassar ini. Kemudian sebelah timur kita juga mempunyai sesar yang disebut Kolanae, di Utara kita tahu kita mempunyai Palu Koro. Keaktifan sesar di daerah ini cukup tinggi sekali dibandingkan dengan banyak daerah lainnya,” papar Benyamin.
Bahkan gempa juga semakin sering terjadi gempa M6,2 di Sulawesi Barat pada 15 Januari 2021 lalu. Apakah aktivitas tektonik kegempaan di Sulawesi memicu gempa lain di Indonesia?
Guru Besar Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) Benyamin Sapii menegaskan, secara umum gempa tektonik di Sulbar tidak berhubungan langsung dengan rentetan gempa bumi akhir-akhir ini.
“Secara umum tidak ada hal ini terjadi karena prosesnya tektonik terjadi perlahan dan Panjang sekali waktunya. Jadi sulit mengatakan hubungan secara langsung,” kata Benyamin dalam Focus Group Discussion (FGD) Gempa Bumi di Sulawesi Barat secara virtual, Senin (1/2/2021).
(Baca: Tercatat 105 Orang Meninggal Akibat Gempa Bumi M6,2 di Sulbar)
Benyamin mengatakan Majene dan Mamuju yang terdampak gempa M6,2 di Sulbar memang titik potensi tinggi gempa bumi yang berpotensi terjadi tsunami.
“Daerah Majene, Mamuju ini ternyata daerah yang boleh dikatakan signifikan tinggi potensi gempa buminya dan juga berasosiasi dengan tsunami. Jadi, kalau gempa tektonik selalu berasosiasi dengan batas lempeng ya. Kalau kita tahu kalau batas lempeng di dalamnya juga mempunyai sesar-sesar aktif yang cukup signifikan,” ungkap Benyamin.
(Baca: Tiga Lempeng Tektonik Aktif Pemicu Gempa Bumi di Indonesia)
Benyamin mengungkapkan sesar aktif di wilayah Sulbar berasosiasi dengan sesar-sesar aktif salah satunya Palu Koro dan Matano. “Nah, di antaranya Sulawesi ini terletak pada border yang kita pikir secara tektonik relatif tenang dan stabil ternyata banyak sekali gempa dangkal yang di daerah Sulawesi ini terutama berasosiasi sesar-sesar yang cukup terkenal seperti sesar Palu Koro dan Matano,” katanya.
“Jadi di Sulawesi Barat ini cukup tinggi dan juga mempunyai struktur yang cukup aktif. Jadi di Sulawesi ini sebenarnya tektonik boleh dikatakan tidak terlalu matang, tetapi kita mengenal voltras belt di daerah Majene Mamuju yang berkaitan dengan apa yang disebut sebagai Sulawesi Volt Belt di daerah Makassar ini. Kemudian sebelah timur kita juga mempunyai sesar yang disebut Kolanae, di Utara kita tahu kita mempunyai Palu Koro. Keaktifan sesar di daerah ini cukup tinggi sekali dibandingkan dengan banyak daerah lainnya,” papar Benyamin.
(muh)
tulis komentar anda