Capres 2024 Ganjar Pranowo Kian Tak Terbendung, Publik Inginkan Sosok Baru
Kamis, 31 Desember 2020 - 16:12 WIB
JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kian melejit sebagai kandidat calon presiden (capres) potensial untuk bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berdasarkan polling online SINDOnews mencari Calon Presiden 2024. Populernya Ganjar Pranowo karena publik menginginkan sosok baru dalam Pilpres 2024 nanti.
(Baca juga : Menteri Tjahjo Ingatkan PNS Jangan Ikut Organisasi Terlarang )
(Baca Juga : Komitmen Terhadap Wong Cilik Kuat, Cak Imin Layak Nyapres )
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, posisi Ganjar yang konsisten di urutan teratas kandidat capres potensial karena masyarakat menginginkan adanya figur pemimpin baru. "Ganjar ini mewakili figur baru yang selama ini disi oleh figur lama capres-cawapres," kata Ujang, Kamis (31/12/2020). (Baca juga: Ganjar Pranowo Kian Melejit, Cak Imin Ramaikan Bursa Calon Presiden 2024)
Menurutnya, sebenarnya kalau dilihat dari peta pemerataan dukungan atau basis massa, Ganjar sebenarnya hanya kuat di Jawa Tengah saja. Padahal, kalau melihat jumlah penduduk, masih kalah dibandingkan Jawa Barat auatpun Jawa Timur. "Saya lebih melihat masyarakat ingin sosok baru capres-cawapres, dan Ganjar adalah salah satunya," ujarnya.
(Baca juga : Perdana ke Danau Toba, Sandiaga Uno Gunakan Teknologi untuk Pikat Wisatawan )
Faktor lain yang membuat nama Ganjar sejauh ini konsisten di uturan teratas sejumlah hasil survei, kata Ujang, bisa jadi Ganjar secara politik memang sudah berjalan jauh-jauh hari dalam konteks melakukan pencitraan sedangkan calon-calon lain belum. "Itu juga akan berpengaruh karena pilpres itu bagaikan lari maraton, ada yang sudah start, ada yang belum, ada yang jalannya lambat, ada yang langsung lari kencang. Ada yang berhenti dulu, kemudian habis itu lari lagi, kemudian mencapai finish. Ini baru step awal dalam konteks pencapresan," tuturnya. (Baca juga: Survei Capres 2024 SMRC, Bye...bye... Prabowo)
Ujang melihat, sebenarnya ketika melihat sejarah politik Ganjar, ada persoalan ketika namanya dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi proyek e-KTP. "Nah in juga kan menjadi persoalan sebenarnya. Jadi kalau publik itu melihatnya ringan-ringan saja, ingin melihat sosok baru di luar tokoh-tokoh mainstream sebelumnya," tandasnya.
(Baca juga : Menteri Tjahjo Ingatkan PNS Jangan Ikut Organisasi Terlarang )
(Baca Juga : Komitmen Terhadap Wong Cilik Kuat, Cak Imin Layak Nyapres )
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan, posisi Ganjar yang konsisten di urutan teratas kandidat capres potensial karena masyarakat menginginkan adanya figur pemimpin baru. "Ganjar ini mewakili figur baru yang selama ini disi oleh figur lama capres-cawapres," kata Ujang, Kamis (31/12/2020). (Baca juga: Ganjar Pranowo Kian Melejit, Cak Imin Ramaikan Bursa Calon Presiden 2024)
Menurutnya, sebenarnya kalau dilihat dari peta pemerataan dukungan atau basis massa, Ganjar sebenarnya hanya kuat di Jawa Tengah saja. Padahal, kalau melihat jumlah penduduk, masih kalah dibandingkan Jawa Barat auatpun Jawa Timur. "Saya lebih melihat masyarakat ingin sosok baru capres-cawapres, dan Ganjar adalah salah satunya," ujarnya.
(Baca juga : Perdana ke Danau Toba, Sandiaga Uno Gunakan Teknologi untuk Pikat Wisatawan )
Faktor lain yang membuat nama Ganjar sejauh ini konsisten di uturan teratas sejumlah hasil survei, kata Ujang, bisa jadi Ganjar secara politik memang sudah berjalan jauh-jauh hari dalam konteks melakukan pencitraan sedangkan calon-calon lain belum. "Itu juga akan berpengaruh karena pilpres itu bagaikan lari maraton, ada yang sudah start, ada yang belum, ada yang jalannya lambat, ada yang langsung lari kencang. Ada yang berhenti dulu, kemudian habis itu lari lagi, kemudian mencapai finish. Ini baru step awal dalam konteks pencapresan," tuturnya. (Baca juga: Survei Capres 2024 SMRC, Bye...bye... Prabowo)
Ujang melihat, sebenarnya ketika melihat sejarah politik Ganjar, ada persoalan ketika namanya dikait-kaitkan dengan dugaan korupsi proyek e-KTP. "Nah in juga kan menjadi persoalan sebenarnya. Jadi kalau publik itu melihatnya ringan-ringan saja, ingin melihat sosok baru di luar tokoh-tokoh mainstream sebelumnya," tandasnya.
tulis komentar anda