Muhammadiyah Gelontorkan Rp130 M untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

Kamis, 14 Mei 2020 - 13:42 WIB
Warga mengambil paket sembako gratis yang disediakan oleh Lumbung Pangan MCCC Surabaya, di depan Kantor Pusat Dakwah Muhammadiyah Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (5/5/2020). Foto/SINDOews/Ali Masduki
JAKARTA - PP Muhammadiyah hingga saat ini telah menggelontorkan dana sekitar Rp130 miliar untuk masyarakat terdampak Covid-19 . Total penerima manfaat sebanyak 2.035.405 jiwa.

"Sampai saat ini Muhammadiyah dan Aisyiyah sudah mengeluarkan dana Rp130 miliar untuk program-program edukasi promosi di luar rumah sakit," kata Wakil Ketua Bidang Kerja Sama dan Advokasi MCCC PP Muhammadiyah dr Corona Rintawan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta (14/5/2020).

Rintawan mengatakan, penerima manfaat respons COVID-19 Muhammadiyah meliputi pembagian masker pada 326.874 jiwa, penyemprotan disinfektan untuk 48.605 titik, pembagian cairan pembersih tangan atau hand sanitizer untuk 87.530 jiwa, serta banyak program lainnya. "Gerakan memberi masker, yang waktu itu memang belum ada imbauan untuk menggunakan masker kain, kita sudah melakukan itu," katanya.



Muhammadiyah juga telah memiliki 40 ribu relawan yang tersebar di beberapa rumah sakit. Namun, yang membedakan adalah tenaga kerja di rumah sakit Muhammadiyah akan dianggap dikategorikan sebagai relawan. ( ).

"Kita juga melakukan pengumpulan data terkait relawan, kita anggap perbedaan kami adalah bahwa kami punya rumah sakit, tenaga kerja di rumah sakit juga relawan. Relawan kita ada sekitar 40 ribu. Dan saat ini memang total kita sudah menggunakan relawan kita melakukan program disinfeksi,” katanya.

Bahkan, Muhammadiyah akan bekerja sama dengan UNICEF dalam melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19. "Kemudian juga tidak (hanya) di konteks kesehatan, juga kita edukasi juga, melakukan edukasi promotif yang nanti juga nanti berikut yang bekerja sama dengan UNICEF."

Kegiatan Muhammadiyah dalam penanganan Covid-19, kata Rintawan, telah dimulai sejak 6 Maret 2020. Dengan dibentuknya Satuan Tugas Muhammadiyah tersebut langsung terstruktur untuk melakukan sosialisasi hingga ke jajaran di bawah.

"Apalagi Muhammadiyah juga memiliki ratusan rumah sakit dan perguruan tinggi sehingga surat edaran serta instruksi dapat segera diimplementasikan. Jadi kegiatan program pembatasan jarak fisik tidak hanya sekadar imbauan, namun juga instruksi. Bahkan kami juga mengevaluasi yang membandel secara persuasif," katanya.

Selain itu, Rintawan mengatakan Muhammadiyah juga meluncurkan kegiatan Sadar Faktor Risiko Diri Sendiri (Safari) sebagai salah satu bentuk edukasi pada masyarakat. "Itu yang mungkin yang pertama kita luncurkan. Kegiatan itu akan terus berjalan berdampingan dengan gerakan relawan, disinfeksi, fokus di bidang kesehatan serta edukasi-edukasi lainnya yang dilakukan secara promotif."
(zik)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More