Relawan: Vaksin dan 3M Percepat Pemulihan Kehidupan

Sabtu, 05 Desember 2020 - 14:05 WIB
Relawan turut berperan di masa pandemi Covid-19, tidak hanya relawan di bidang kesehatan, tapi juga relawan yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial.
JAKARTA - Relawan turut berperan di masa pandemi Covid-19, tidak hanya relawan di bidang kesehatan, tapi juga relawan yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial. Peran relawan penting dalam membantu meringankan kesulitan, mengingat pandemi telah berdampak ke segala sendi kehidupan masyarakat.

Sejak April 2020 dr. Aulia Giffarinnisa terjun langsung menjadi relawan membantu sesama rekan tenaga kesehatan yang berjuang menangani pasien Covid-19. “Keputusan jadi relawan itu sudah ada sejak April. Saya sebelumnya bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah di Sulawesi Selatan. Hati saya ingin berkontribusi dan tidak bisa hanya diam di rumah saja. Akhirnya pada Agustus orang tua merestui keinginan saya, setelah sejak April saya meminta restu. Saya mulai bertugas di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet bulan September,” ujarnya pada acara Dialog Produktif menyambut Hari Sukarelawan Internasional, yang bertema 'Berbakti untuk Kemanusiaan Tanpa Pamrih', yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

Menangani pasien Covid-19 bukan hal mudah, tenaga kesehatan seperti dr. Aulia harus terus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama 8 jam. Apalagi dr. Aulia bertugas di HCU (High Care Unit) yang merawat pasien Covid-19 dengan kondisi memerlukan perhatian khusus.

Bekerja dalam pengap dan menahan haus dan lapar sudah jadi risiko pekerjaannya, “Kami bekerja bergiliran selama delapan jam. Biasanya dari pukul enam pagi sampai jam dua siang. Tapi karena memakai APD kita mulai persiapan dari jam 5 pagi, dan harus puasa selama delapan jam itu, karena kita tidak melepaskan APD bahkan untuk ke toilet. Kalau kita minum pasti ingin ke toilet,” terangnya.

Kisah inspiratif dari relawan lainnya berasal dari Yusrin Zata Lini, Anggota Relawan Jurnalis Bergerak. Ia dan rekan-rekan jurnalis lainnya menginisiasi gerakan sosial untuk membantu kesulitan ekonomi para pekerja lepas harian.



“Masih banyak teman-teman kita di luar sana yang harus bekerja berjibaku di jalanan untuk mendapat pendapatan harian. Selain pendapatan mereka tergerus, tidak memiliki informasi cukup mengenai COVID-19 sehingga cenderung tidak peduli, mereka lebih khawatir dengan anak mereka nanti makan apa daripada virus yang tidak tampak ini,” terangnya.

Berangkat dari kegelisahan tersebut, Yusrin Zata menggalang donasi dengan sasaran penerima pekerja lepas harian, “Setidaknya menolong kehidupan mereka yang masih harus bekerja di jalanan ini selama satu atau dua minggu ke depan. Kita memberikan bantuan-bantuan ini dalam bentuk sembako, masker, hand sanitizer, dan flyer edukasi terkait Covid-19,” kata Yusrin.

Menurut Yusrin, gerakan sosial #JurnalisBergerak mulai mengumpulkan donasi melalui platform digital benihbaik.com, dengan target Rp100 juta. "Meski kita mengatas namakan jurnalis, tapi semua orang boleh membantu. Setidaknya kita menjadi wadah untuk masyarakat umum yang ingin berkontribusi. Penerimanya adalah pekerja non formal seperti tukang ojek, pemulung, pedagang kecil, sopir angkutan umum, dan masyarakat terdampak lainnya. Dalam waktu satu bulan, telah terkumpul Rp106 juta dari 339 donatur," terang Yusrin.

"Dana ini tersebut disalurkan ke 600 penerima manfaat yang disalurkan ke 5 wilayah administrasi DKI Jakarta, dan ternyata masih lebih sehingga kami membuka lagi penyaluran paket bantuan ke masyarakat berdasarkan rekomendasi baik oleh perorangan maupun komunitas seperti ke para guru honorer dan tukang pijat tuna netra,” ungkapnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More