Panglima TNI Akui Medsos Kerap Dimanfaatkan untuk Propaganda
Sabtu, 21 November 2020 - 13:06 WIB
JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan ancaman separatisme dengan propaganda untuk memisahkan diri dari NKRI saat ini marak terjadi di media sosial (medsos).
(Baca juga: Tangani Habib Rizieq dan FPI Gunakan TNI, Andi Arief: Negara Kalah)
Menurutnya aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.
(Baca juga: KPAI Minta Pemda Tak Langsung Buka Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah)
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," kata Hadi dalam kerangan tertulisnya.
Hadi melanjutkan, dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang cepat, luas, dan lebih mudah. Bahkan disadari atau tidak dampak yang ditimbulkan di dunia maya dapat lebih masif dibandingkan dunia fisik.
Menurutnya dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.
"Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," ujarnya.
(Baca juga: Tangani Habib Rizieq dan FPI Gunakan TNI, Andi Arief: Negara Kalah)
Menurutnya aksi separatisme saat ini tidak hanya berupa pemberontakan bersenjata, tetapi sudah berkembang melalui kampanye internasional dengan memanfaatkan media sosial di dunia maya.
(Baca juga: KPAI Minta Pemda Tak Langsung Buka Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah)
Hal ini disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat menjadi pembicara dalam acara 'Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, di Jakarta, Sabtu (21/11/2020).
"Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf," kata Hadi dalam kerangan tertulisnya.
Hadi melanjutkan, dunia maya memiliki kelebihan berupa kecepatan dan jangkauan yang cepat, luas, dan lebih mudah. Bahkan disadari atau tidak dampak yang ditimbulkan di dunia maya dapat lebih masif dibandingkan dunia fisik.
Menurutnya dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi ataupun perang psikologi.
"Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda," ujarnya.
tulis komentar anda