Sandiaga Uno: Seribu Teknopreneur, Sejuta Lapangan Kerja
Selasa, 27 Oktober 2020 - 10:19 WIB
JAKARTA - Program Seribu Teknopreneur Sejuta Pekerjaan (STSP) yang diinisiasi INOTEK Foundation berkolaborasi dengan Orbit Future Academy. Lewat kerja sama tersebut, keduanya akan menghadirkan budi daya ayam dengan pendekatan teknologi terpadu di level terbawah masyarakat.
Sehingga, tidak hanya membangun kewirausahaan kolaboratif tetapi juga revitalisasi ekonomi imbas pandemi virus Corona atau COVID-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Sandiaga Uno dalam penandatanganan nota kesepahaman antara INOTEK Foundation dan Orbit Future Academy secara online pada Senin (26/10/2020). (Baca juga: Sandiaga Uno Lewat OKE OCE Garap Peluang Usaha Baru di Tengah Pandemi COVID-19)
Menurutnya, kerja sama tersebut dapat menjadi langkah kecil dalam pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan dan berkontribusi kepada pemulihan ekonomi nasional. Selain itu dapat membantu menumbuh kembangkan startup melalui kerja sama dengan mentor ahli industri dan spesialis teknologi.
"Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan menggunakan keahlian masa depan di level akar rumput," ujar Sandi dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).
Apalagi lanjutnya, lewat nota kesepahaman yang bertajuk 'Satu Juta Ayam' itu akan melibatkan pengusaha di daerah mulai dari hulu ke hilir. Mereka akan diberikan pelatihan, pendampingan hingga pendanaan, sehingga ketahanan pangan nasional dalam bentuk peternakan ayam diyakini Sandi dapat tercapai.
"Seribu teknopreneur, sejuta lapangan kerja. Lewat teknologi dan jaringan teknopreneur, saya yakin kita bisa capai itu semua," kata Sandi.
Pernyataan Sandi dibenarkan Sachin V Gopalan selaku CEO Orbit Future Academy. Dirinya pun menjelaskan tentang program STSP dan kerjasama alih teknologi di bidang peternakan yang akan dilakukan.
Kerja sama ini katanya didasari oleh rendahnya konsumsi protein masyarakat Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya di dunia. Selain itu diketahui, pemenuhan gizi berupa sumber protein yang berasal dari hewan memiliki porsi sebesar 70%, yakni terdiri dari 1,3% daging merah, 36,1% telur, 45,4% seafood dan 17,2% ayam.
"Rendahnya persentase protein ayam inilah yang perlu untuk ditingkatkan, padahal konsumsi ayam pada masyarakat Indonesia terus meningkat dari 3,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2010 menjadi 5,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2018," papar Sachin V Gopalan.
"Dan diperkirakan akan meningkat menjadi 7,5 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2023," imbuhnya.
Setelah penjelasan singkat, penandatanganan nota kesepahaman secara virtual pun dilakukan. Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Raja Sapta Oktohari, Sandiaga Uno yang mewakili INOTEK Foundation dan Sachin V. Gopalan selaku perwakilan Ilham Habibie dari Orbit Future Academy. (Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Peluang yang Akan Tren ke Depan)
Penandatanganan nota kesepahaman secara virtual ini disaksikan oleh sekitar 56 orang yang berasal dari kalangan pemerintah, pengusaha, teknopreneur dan lainnya. Turut hadir Eko Putro Adiyanto selaku Staf Khusus Menteri Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional Bidang Pendanaan dan Investasi, Nada Darmiyanti selaku Kepala Biro Kerja sama dan Komunikasi Publik Kemenristek serta Fachry Thaib selaku Ketua Komite Kadin Timur Tengah.
Sehingga, tidak hanya membangun kewirausahaan kolaboratif tetapi juga revitalisasi ekonomi imbas pandemi virus Corona atau COVID-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Sandiaga Uno dalam penandatanganan nota kesepahaman antara INOTEK Foundation dan Orbit Future Academy secara online pada Senin (26/10/2020). (Baca juga: Sandiaga Uno Lewat OKE OCE Garap Peluang Usaha Baru di Tengah Pandemi COVID-19)
Menurutnya, kerja sama tersebut dapat menjadi langkah kecil dalam pemberdayaan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan dan berkontribusi kepada pemulihan ekonomi nasional. Selain itu dapat membantu menumbuh kembangkan startup melalui kerja sama dengan mentor ahli industri dan spesialis teknologi.
"Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan menggunakan keahlian masa depan di level akar rumput," ujar Sandi dalam keterangannya, Senin (26/10/2020).
Apalagi lanjutnya, lewat nota kesepahaman yang bertajuk 'Satu Juta Ayam' itu akan melibatkan pengusaha di daerah mulai dari hulu ke hilir. Mereka akan diberikan pelatihan, pendampingan hingga pendanaan, sehingga ketahanan pangan nasional dalam bentuk peternakan ayam diyakini Sandi dapat tercapai.
"Seribu teknopreneur, sejuta lapangan kerja. Lewat teknologi dan jaringan teknopreneur, saya yakin kita bisa capai itu semua," kata Sandi.
Pernyataan Sandi dibenarkan Sachin V Gopalan selaku CEO Orbit Future Academy. Dirinya pun menjelaskan tentang program STSP dan kerjasama alih teknologi di bidang peternakan yang akan dilakukan.
Kerja sama ini katanya didasari oleh rendahnya konsumsi protein masyarakat Indonesia dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya di dunia. Selain itu diketahui, pemenuhan gizi berupa sumber protein yang berasal dari hewan memiliki porsi sebesar 70%, yakni terdiri dari 1,3% daging merah, 36,1% telur, 45,4% seafood dan 17,2% ayam.
"Rendahnya persentase protein ayam inilah yang perlu untuk ditingkatkan, padahal konsumsi ayam pada masyarakat Indonesia terus meningkat dari 3,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2010 menjadi 5,8 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2018," papar Sachin V Gopalan.
"Dan diperkirakan akan meningkat menjadi 7,5 kilogram per tahun per kapita pada tahun 2023," imbuhnya.
Setelah penjelasan singkat, penandatanganan nota kesepahaman secara virtual pun dilakukan. Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Raja Sapta Oktohari, Sandiaga Uno yang mewakili INOTEK Foundation dan Sachin V. Gopalan selaku perwakilan Ilham Habibie dari Orbit Future Academy. (Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Peluang yang Akan Tren ke Depan)
Penandatanganan nota kesepahaman secara virtual ini disaksikan oleh sekitar 56 orang yang berasal dari kalangan pemerintah, pengusaha, teknopreneur dan lainnya. Turut hadir Eko Putro Adiyanto selaku Staf Khusus Menteri Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional Bidang Pendanaan dan Investasi, Nada Darmiyanti selaku Kepala Biro Kerja sama dan Komunikasi Publik Kemenristek serta Fachry Thaib selaku Ketua Komite Kadin Timur Tengah.
(kri)
tulis komentar anda