Keluarga Jadi Kunci Pencegahan COVID-19
Jum'at, 09 Oktober 2020 - 10:51 WIB
Keluarga memiliki peran sentral dalam pencegahan Covid-19.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan antisipasi penyebaran virus corona paling efektif dari level keluarga sebelum ke tingkat hulu. Keluarga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19.
Dalam talkshow “Jaga Keluarga dengan 3M” di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Kamis (8/10) siang dr. Hasto Wardoyo menegaskan keluarga menjadi klaster terakhir setelah semua kerumunan terlewati.
“Klaster Keluarga sangat efektif dalam melakukan treatment. Ketika keluarga dikuatkan, anak-anak bisa menerapkan protokol kesehatan, kakek dan nenek yang memiliki comorbid tak tertular,” ujar dr. Hasto Wardoyo.
Kepala Sub bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Dwi Listyawardani, mengatakan masing-masing harus mengambil peran dan menjaga diri dalam memerangi Covid-19. Terutama bagi warga perkotaan yang sebagian besar tinggal di lingkungan padat penduduk dengan luas rumah terbatas.
“Ini yang perlu kita waspadai. Itu sebabnya kenapa kota lebih tinggi kasus positifnya karena rumahnya kecil dan jarak antara satu dan lainnya sulit dihindarkan,” papar Dwi Listyawardani.
Penyintas Covid-19 Made Rossalita Mirah Utami mengatakan virus Covid-19 ini membuat dirinya terpaksa berpisah sementara dengan anaknya yang berusia 1,5 tahun saat melakoni isolasi mandiri. Pekerja swasta ini langsung mengungsikan anaknya ke kediaman orangtuanya agar tidak terpapar corona.
“Begitu reaktif hasil tesnya pertama kali memisahkan diri dengan anak. Saya isolasi mandiri meski hasilnya belum keluar,” ungkap akuntan yang bekerja di anak usaha perusahaan BUMN ini.
Lita, panggilan akrabnya, mengungkapkan dirinya -!melalui sang suami - langsung menginformasikan ke pengurus RT dan RW setempat mengenai status dirinya sebagai orang tanpa gejala (OTG). Informasi tersebut oleh pengurus warga diteruskan ke puskesmas.
Ia menceritakan para pasien Covid-19 ini berharap dukungan keluarga dekat dan lingkungan tempat tinggal untuk mendongkrak semangatnya. Terutama, kata Lita, saat OTG ini sembuh dan kembali ke masyarakat tidak mendapatkan perlakuan yang kurang tepat.
“Ini bukan aib. Nggak ada yang mau kena coronavirus (Covid-19). Tolong bagi orang yang belum terbuka, pasien positif Covid-19 itu masih bisa sembuh,” jelas perempuan asal Bali ini.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan antisipasi penyebaran virus corona paling efektif dari level keluarga sebelum ke tingkat hulu. Keluarga menjadi kunci dalam penanganan Covid-19.
Dalam talkshow “Jaga Keluarga dengan 3M” di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Kamis (8/10) siang dr. Hasto Wardoyo menegaskan keluarga menjadi klaster terakhir setelah semua kerumunan terlewati.
“Klaster Keluarga sangat efektif dalam melakukan treatment. Ketika keluarga dikuatkan, anak-anak bisa menerapkan protokol kesehatan, kakek dan nenek yang memiliki comorbid tak tertular,” ujar dr. Hasto Wardoyo.
Kepala Sub bidang Sosialisasi Perubahan Perilaku Satgas Covid-19 Dwi Listyawardani, mengatakan masing-masing harus mengambil peran dan menjaga diri dalam memerangi Covid-19. Terutama bagi warga perkotaan yang sebagian besar tinggal di lingkungan padat penduduk dengan luas rumah terbatas.
“Ini yang perlu kita waspadai. Itu sebabnya kenapa kota lebih tinggi kasus positifnya karena rumahnya kecil dan jarak antara satu dan lainnya sulit dihindarkan,” papar Dwi Listyawardani.
Penyintas Covid-19 Made Rossalita Mirah Utami mengatakan virus Covid-19 ini membuat dirinya terpaksa berpisah sementara dengan anaknya yang berusia 1,5 tahun saat melakoni isolasi mandiri. Pekerja swasta ini langsung mengungsikan anaknya ke kediaman orangtuanya agar tidak terpapar corona.
“Begitu reaktif hasil tesnya pertama kali memisahkan diri dengan anak. Saya isolasi mandiri meski hasilnya belum keluar,” ungkap akuntan yang bekerja di anak usaha perusahaan BUMN ini.
Lita, panggilan akrabnya, mengungkapkan dirinya -!melalui sang suami - langsung menginformasikan ke pengurus RT dan RW setempat mengenai status dirinya sebagai orang tanpa gejala (OTG). Informasi tersebut oleh pengurus warga diteruskan ke puskesmas.
Ia menceritakan para pasien Covid-19 ini berharap dukungan keluarga dekat dan lingkungan tempat tinggal untuk mendongkrak semangatnya. Terutama, kata Lita, saat OTG ini sembuh dan kembali ke masyarakat tidak mendapatkan perlakuan yang kurang tepat.
“Ini bukan aib. Nggak ada yang mau kena coronavirus (Covid-19). Tolong bagi orang yang belum terbuka, pasien positif Covid-19 itu masih bisa sembuh,” jelas perempuan asal Bali ini.
(atk)
Lihat Juga :
tulis komentar anda