Istri Panglima TNI Buka Pelatihan Membatik Secara Virtual
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 16:07 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Dharma Pertiwi, Nanny Hadi Tjahjanto membuka kegiatan pelatihan dan membatik bersama Dharma Pertiwi secara virtual di masa Covid-19, Jumat (2/10/2020). Pelatihan diikuti 3.000 peserta dari Sabang sampai Merauke di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Nannya Hadi Tjahjanto mengharapkan pelatihan membatik bersama secara virtual mampu membantupembangunan ekonomi yang dapat mempengaruhi sektor perekonomian nasional, di antaranya menjadi lapangan usaha mandiri bagi jutaan orang dan berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain yang diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
"Kita patut bangga bahwa respons dunia terhadap batik Indonesia sangat-sangat baik sehingga mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO-PBB yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity peninggalan budaya dunia dari Indonesia pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi," kata istri dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Pengukuhan UNESCO-PBB ini, lanjut dia, membawa konsekuensi Pemerintah Indonesia maupun organisasi kemasyarakatan terkait harus terus menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tersebut.( )
Menurut Nanny, saat ini kemajuan dan perkembangan batik tidak diimbangi oleh regenerasi para pembatik itu sendiri. Minimnya regenerasi para pembuat batik menjadikan jumlah mereka makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua.
Dia menegaskan perlu kesabaran dan ketelitian dalam membatik. Kendati demikianbukan berarti kesabaran dan ketelitian itu hanya dimiliki oleh kaum tua saja.
"Agar eksistensi batik Indonesia tetap terjaga di masa depan, Saya berharap Ibu-ibu harus mulai sadar untuk turut terjun dalam pembuatan batik. Jangan sampai dituntut oleh pihak lain hanya karena keengganan kita untuk melestarikan dan mewarisi seni budaya membatik itu sendiri. Ini adalah tugas kita bersama untuk mewariskannya kepada generasi berikutnya atau generasi muda kita," tutur Nanny.( )
Kepada para peserta pelatihan, Nanny mengajak untuk selalu mengobarkan semangat pantang mundur, semangat belajar serta semangat kemandirian dan solidaritas yang akan menjadikan semua tumbuh berkembang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan.
Dia juga mengingatkan agar jangan lengah dan jangan bosan untuk terus untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah agar Covid-19 dapat segera teratasi.
Ikut serta dalam kegiatan tersebut, para Ketua Unsur Organisasi Dharma Pertiwi Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri dan PIA Ardhya Garini, Ketua Harian Dharma Pertiwi dan IKKT, Bapak Didiet Maulana Ikat Indonesia dan para Ketua Bakoor dan Ketua Dharma Pertiwi Daerah Se-Indonesia.
Nannya Hadi Tjahjanto mengharapkan pelatihan membatik bersama secara virtual mampu membantupembangunan ekonomi yang dapat mempengaruhi sektor perekonomian nasional, di antaranya menjadi lapangan usaha mandiri bagi jutaan orang dan berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya.
Sebagaimana diketahui bahwa Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain yang diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan.
"Kita patut bangga bahwa respons dunia terhadap batik Indonesia sangat-sangat baik sehingga mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO-PBB yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity peninggalan budaya dunia dari Indonesia pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi," kata istri dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews.
Pengukuhan UNESCO-PBB ini, lanjut dia, membawa konsekuensi Pemerintah Indonesia maupun organisasi kemasyarakatan terkait harus terus menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tersebut.( )
Menurut Nanny, saat ini kemajuan dan perkembangan batik tidak diimbangi oleh regenerasi para pembatik itu sendiri. Minimnya regenerasi para pembuat batik menjadikan jumlah mereka makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua.
Dia menegaskan perlu kesabaran dan ketelitian dalam membatik. Kendati demikianbukan berarti kesabaran dan ketelitian itu hanya dimiliki oleh kaum tua saja.
"Agar eksistensi batik Indonesia tetap terjaga di masa depan, Saya berharap Ibu-ibu harus mulai sadar untuk turut terjun dalam pembuatan batik. Jangan sampai dituntut oleh pihak lain hanya karena keengganan kita untuk melestarikan dan mewarisi seni budaya membatik itu sendiri. Ini adalah tugas kita bersama untuk mewariskannya kepada generasi berikutnya atau generasi muda kita," tutur Nanny.( )
Kepada para peserta pelatihan, Nanny mengajak untuk selalu mengobarkan semangat pantang mundur, semangat belajar serta semangat kemandirian dan solidaritas yang akan menjadikan semua tumbuh berkembang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan.
Dia juga mengingatkan agar jangan lengah dan jangan bosan untuk terus untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah agar Covid-19 dapat segera teratasi.
Ikut serta dalam kegiatan tersebut, para Ketua Unsur Organisasi Dharma Pertiwi Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri dan PIA Ardhya Garini, Ketua Harian Dharma Pertiwi dan IKKT, Bapak Didiet Maulana Ikat Indonesia dan para Ketua Bakoor dan Ketua Dharma Pertiwi Daerah Se-Indonesia.
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda