Jumlah Orang Positif Covid-19 Melonjak, Perilaku Masyarakat Harus Berubah
Rabu, 02 September 2020 - 15:05 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah berlangsung enam bulan di Indonesia, tetapi jumlah orang terpapar semakin banyak. Tenaga dan fasilitas kesehatan dikhawatirkan akan kewalahan menangani pasien Covid-19.
Pakar kesehatan masyarakat Hasbullah Thabrany menerangkan virus Sars Cov-II ini menular dari manusia ke manusia. Virus ini, menurutnya, menyerang paru-paru, maka harus dicegah dengan cara menutup mulut dan hidung, serta menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang.
“Tidak bisa pemerintah menutup (mulut dan hidung) semua orang. Maksudnya, dari masing-masing oranglah perilakunya harus berubah,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu (2/9/2020).
(Baca: DPR Sebut Penanganan Covid-19 Belum Efektif karena Tiga Masalah Ini)
Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 ketika beraktivitas di luar rumah. Pemerintah dan media massa sudah berkali-kali mensosialisasikan dan mengingatkan masyarakat tentang hal tersebut.
Hasbullah menerangkan ada dua hal yang harus dilakukan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Pertama, kesadaran tinggi akan bahaya dari Covid-19. Kedua, pemahaman atau penjiwaan bahwa ini membahayakan dirinya dan orang lain.
“Tapi yang jadi masalah, enam bulan ini pemahaman belum merata dan disiplin masih payah. Akibatnya, penularan (virus) ini tidak bisa tidak (terjadi),” tutur dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu.
(Baca: Seminggu Kasus Positif Covid-19 Naik 32,9%, Penyumbang Tertinggi Pulau Jawa)
Jumlah orang yang terpapar Covid-19 sampai hari ini sudah mencapai 177.571. Bahkan, penambahan kasus per harinya sempat mencapai 3.300 orang. Hasbullah menilai peningkatan kasus itu karena efek liburan panjang dua minggu lalu.
Banyak orang yang abai menerapkan protokol kesehatan saat berada di tempat umum. Dia menjelaskan merokok merupakan salah satu penyebab meningkatnya kasus positif Covid-19.
Seorang perokok harus membuka masker ketika akan menghisap rokok dan mengeluarkan asapnya. Kebiasaan masyarakat, merokok sambil mengobrol bersama-sama orang lain. Ini adalah celah penularan.
“Setelah PSBB yang awal gencar, pemerintah menjaga dan mencegah, kini kan melemah. Ketika melemah, masyarakat mulai tidak sensitif dengan Covid-19. (Mereka) merasa sudah beres (pegebluk) akhirnya terjadi begini,” pungkasnya.
Pakar kesehatan masyarakat Hasbullah Thabrany menerangkan virus Sars Cov-II ini menular dari manusia ke manusia. Virus ini, menurutnya, menyerang paru-paru, maka harus dicegah dengan cara menutup mulut dan hidung, serta menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang.
“Tidak bisa pemerintah menutup (mulut dan hidung) semua orang. Maksudnya, dari masing-masing oranglah perilakunya harus berubah,” ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Rabu (2/9/2020).
(Baca: DPR Sebut Penanganan Covid-19 Belum Efektif karena Tiga Masalah Ini)
Sayangnya, sebagian masyarakat Indonesia tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 ketika beraktivitas di luar rumah. Pemerintah dan media massa sudah berkali-kali mensosialisasikan dan mengingatkan masyarakat tentang hal tersebut.
Hasbullah menerangkan ada dua hal yang harus dilakukan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Pertama, kesadaran tinggi akan bahaya dari Covid-19. Kedua, pemahaman atau penjiwaan bahwa ini membahayakan dirinya dan orang lain.
“Tapi yang jadi masalah, enam bulan ini pemahaman belum merata dan disiplin masih payah. Akibatnya, penularan (virus) ini tidak bisa tidak (terjadi),” tutur dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) itu.
(Baca: Seminggu Kasus Positif Covid-19 Naik 32,9%, Penyumbang Tertinggi Pulau Jawa)
Jumlah orang yang terpapar Covid-19 sampai hari ini sudah mencapai 177.571. Bahkan, penambahan kasus per harinya sempat mencapai 3.300 orang. Hasbullah menilai peningkatan kasus itu karena efek liburan panjang dua minggu lalu.
Banyak orang yang abai menerapkan protokol kesehatan saat berada di tempat umum. Dia menjelaskan merokok merupakan salah satu penyebab meningkatnya kasus positif Covid-19.
Seorang perokok harus membuka masker ketika akan menghisap rokok dan mengeluarkan asapnya. Kebiasaan masyarakat, merokok sambil mengobrol bersama-sama orang lain. Ini adalah celah penularan.
“Setelah PSBB yang awal gencar, pemerintah menjaga dan mencegah, kini kan melemah. Ketika melemah, masyarakat mulai tidak sensitif dengan Covid-19. (Mereka) merasa sudah beres (pegebluk) akhirnya terjadi begini,” pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda