62 Tahun Denny JA: Sosok Jenius yang Merevolusi Politik, Sastra, dan Aktivisme
Rabu, 08 Januari 2025 - 19:01 WIB
JAKARTA - Tokoh multidimensi Denny JA , kini dikenal sebagai figur jenius modern yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang. Dalam usia 62 tahun, Denny JA telah melampaui batas-batas konvensional di dunia politik, sastra, media sosial, dan aktivisme sosial.
Pernyataan ini disampaikan Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Satrio Arismunandar. Dalam esainya pada ulang tahun Denny JA pada 4 Januari 2025, Satrio menggambarkan Denny sebagai seorang jenius yang menginspirasi generasi berikutnya.
“Denny JA adalah sosok yang berhasil mengintegrasikan sains, seni, dan aktivisme sosial dalam karyanya, menciptakan inovasi di setiap bidang yang ia geluti. Seperti halnya tokoh besar sejarah, seperti Leonardo da Vinci atau Rabindranath Tagore, Denny JA juga membawa dampak luar biasa dalam peradaban Indonesia,” ujar Satrio, Rabu (8/1/2025).
Sebagai pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA telah merevolusi dunia konsultan politik di Indonesia. Denny JA mengubah pendekatan tradisional berbasis intuisi menjadi strategi ilmiah berbasis survei dan riset opini publik. LSI di bawah kepemimpinan Denny, telah membantu memenangkan lima pemilu presiden berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019, dan 2024), serta menjadi kunci sukses untuk puluhan gubernur dan lebih dari 100 kepala daerah.
Denny JA tidak hanya menyajikan data, tetapi juga membangun narasi strategis yang menyentuh hati rakyat, menggunakan soft power untuk perubahan besar. Sebagai seorang pengusaha, Denny juga berhasil mengelola berbagai sektor seperti properti, hotel, tambang, dan kuliner, dengan kekayaan yang melampaui Rp1 triliun.
Pada 2012, Denny JA menciptakan genre Puisi Esai yang memadukan puisi, narasi cerita, dan isu sosial. Karya debutnya, Atas Nama Cinta menjadi tonggak lahirnya sebuah gerakan sastra baru yang kini telah menghasilkan lebih dari 150 buku Puisi Esai di Asia Tenggara.
Puisi Esai tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi seni, tetapi juga sebagai alat advokasi sosial. Genre ini menggabungkan estetika dengan kedalaman sosial, menciptakan karya yang relevan dengan realitas masyarakat. Denny JA telah menginspirasi generasi baru penulis dan membuka jalan bagi perubahan melalui seni, sebagaimana Johann Wolfgang von Goethe yang melampaui sastra untuk menyentuh dimensi kehidupan manusia.
Pernyataan ini disampaikan Sekjen Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Satrio Arismunandar. Dalam esainya pada ulang tahun Denny JA pada 4 Januari 2025, Satrio menggambarkan Denny sebagai seorang jenius yang menginspirasi generasi berikutnya.
“Denny JA adalah sosok yang berhasil mengintegrasikan sains, seni, dan aktivisme sosial dalam karyanya, menciptakan inovasi di setiap bidang yang ia geluti. Seperti halnya tokoh besar sejarah, seperti Leonardo da Vinci atau Rabindranath Tagore, Denny JA juga membawa dampak luar biasa dalam peradaban Indonesia,” ujar Satrio, Rabu (8/1/2025).
Sebagai pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA telah merevolusi dunia konsultan politik di Indonesia. Denny JA mengubah pendekatan tradisional berbasis intuisi menjadi strategi ilmiah berbasis survei dan riset opini publik. LSI di bawah kepemimpinan Denny, telah membantu memenangkan lima pemilu presiden berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019, dan 2024), serta menjadi kunci sukses untuk puluhan gubernur dan lebih dari 100 kepala daerah.
Denny JA tidak hanya menyajikan data, tetapi juga membangun narasi strategis yang menyentuh hati rakyat, menggunakan soft power untuk perubahan besar. Sebagai seorang pengusaha, Denny juga berhasil mengelola berbagai sektor seperti properti, hotel, tambang, dan kuliner, dengan kekayaan yang melampaui Rp1 triliun.
Pada 2012, Denny JA menciptakan genre Puisi Esai yang memadukan puisi, narasi cerita, dan isu sosial. Karya debutnya, Atas Nama Cinta menjadi tonggak lahirnya sebuah gerakan sastra baru yang kini telah menghasilkan lebih dari 150 buku Puisi Esai di Asia Tenggara.
Puisi Esai tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi seni, tetapi juga sebagai alat advokasi sosial. Genre ini menggabungkan estetika dengan kedalaman sosial, menciptakan karya yang relevan dengan realitas masyarakat. Denny JA telah menginspirasi generasi baru penulis dan membuka jalan bagi perubahan melalui seni, sebagaimana Johann Wolfgang von Goethe yang melampaui sastra untuk menyentuh dimensi kehidupan manusia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda