PAN Tak Ingin Dukungan Muhammadiyah Tersedot Partai Baru Amien Rais
Kamis, 27 Agustus 2020 - 08:25 WIB
JAKARTA - Rencana pembentukan partai baru Amien Rais terus didengungkan para loyalisnya. Bila akhirnya benar-benar dideklarasikan, partai baru itu yang diyakini juga menjadi magnet bagi warga Muhammadiyah itu menjadi wadah sikap politik Amien yang memilih menjaga jarak dengan pemerintah.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, hal yang positif jika mantan ketum Muhammadiyah bersikap kritis terhadap pemerintah, seperti Amien Rais dan Din Syamsuddin. Baginya, itu sehat untuk demokrasi. "Tak banyak orang yang berani kritik terhadap penguasa saat ini," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Kamis (27/8/2020).
(Baca: PAN Tak Ingin Konflik dengan Amien Rais Dihubungkan ke Muhammadiyah)
Oleh karena itu, kata Ujang, Muhammadiyah harus bangga karena ada mantan ketumnya yang menjaga jarak dengan kekuasaan dan kritis atas jalannya pemerintahan, yang memang akhir-akhir ini pemerintah sering salah jalan. "Banyak kebijkan yang tak prorakyat dieksekusi hanya untuk kepentingan elite dan kekuasaan semata," ujar analis politik Universitas Al Azhar Indonesia ini melanjutkan.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, soal PAN ingin terus menjaga hubungan baik dengan Muhammadiyah, itu hal yang wajar, karena konstituen PAN atau basis masa PAN itu mayoritas dari grass root Muhammadiyah. "PAN tentu tak mau kehilangan suara itu. Tak mau jika nanti basis masa nya diambil oleh Amien Rais dengan partai barunya di deklarasikan," pungkas dia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, hal yang positif jika mantan ketum Muhammadiyah bersikap kritis terhadap pemerintah, seperti Amien Rais dan Din Syamsuddin. Baginya, itu sehat untuk demokrasi. "Tak banyak orang yang berani kritik terhadap penguasa saat ini," kata Ujang saat dihubungi SINDOnews, Kamis (27/8/2020).
(Baca: PAN Tak Ingin Konflik dengan Amien Rais Dihubungkan ke Muhammadiyah)
Oleh karena itu, kata Ujang, Muhammadiyah harus bangga karena ada mantan ketumnya yang menjaga jarak dengan kekuasaan dan kritis atas jalannya pemerintahan, yang memang akhir-akhir ini pemerintah sering salah jalan. "Banyak kebijkan yang tak prorakyat dieksekusi hanya untuk kepentingan elite dan kekuasaan semata," ujar analis politik Universitas Al Azhar Indonesia ini melanjutkan.
Lebih lanjut Ujang mengatakan, soal PAN ingin terus menjaga hubungan baik dengan Muhammadiyah, itu hal yang wajar, karena konstituen PAN atau basis masa PAN itu mayoritas dari grass root Muhammadiyah. "PAN tentu tak mau kehilangan suara itu. Tak mau jika nanti basis masa nya diambil oleh Amien Rais dengan partai barunya di deklarasikan," pungkas dia.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda