Pentingnya Kupas Tuntas AI untuk Antisipasi Pelanggaran Privasi Data
Rabu, 28 Agustus 2024 - 22:09 WIB
JAKARTA - Lahirnya Artificial Intelligence (AI) dinilai perlu dikupas tuntas. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi segala risiko ke depannya, seperti mengenail pelanggaran privasi data.
Pandangan ini terungkap dalam diskusi bertema "Artificial Intelligence and Cybersecurity: Two Sides of the Same Coin" pada acara Future AI Summit & Awards 2024, di JW Marriott Hotel, Jakarta.
"Implementasi AI tidak selalu merupakan cerita indah. AI memiliki risikonya sendiri, mulai dari kemungkinan bias, model yang dilatih dengan data hasil rekayasa (model poisoning), hingga potensi pelanggaran privasi data," kata Director of Information Technology Credit Bureau Indonesia, Ivan Irawan, dalam keterangannya, Rabu (28/8/2024).
Lebih lanjut Ivan menekankan, penegakan etika dalam pengembangan AI adalah hal yang wajib dilakukan, selain selalu memastikan bahwa AI adalah sistem yang dapat dijelaskan, transparan, dapat diaudit, dan tetap di bawah pengawasan manusia.
"AI ini seperti dua sisi koin mata uang, di satu sisi dapat menjadi hal yang bermanfaat bagi umat manusia, di sisi lain dapat pula digunakan untuk membantu kejahatan," tuturnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga penghargaan bagi inovasi di bidang AI. Credit Bureau Indonesia berhasil membawa pulang AI Impact Award dalam kategori Customer Service Operation. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menerapkan teknologi AI untuk meningkatkan layanan pelanggan.
"Penghargaan ini mencerminkan dedikasi kami dalam memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab dan inovatif untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan kami," ujar Ivan usai menerima penghargaan tersebut.
"Kami percaya bahwa integrasi AI yang etis dan efektif akan menjadi kunci untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan dan mendukung perkembangan industri secara keseluruhan," tutupnya.
Pandangan ini terungkap dalam diskusi bertema "Artificial Intelligence and Cybersecurity: Two Sides of the Same Coin" pada acara Future AI Summit & Awards 2024, di JW Marriott Hotel, Jakarta.
"Implementasi AI tidak selalu merupakan cerita indah. AI memiliki risikonya sendiri, mulai dari kemungkinan bias, model yang dilatih dengan data hasil rekayasa (model poisoning), hingga potensi pelanggaran privasi data," kata Director of Information Technology Credit Bureau Indonesia, Ivan Irawan, dalam keterangannya, Rabu (28/8/2024).
Lebih lanjut Ivan menekankan, penegakan etika dalam pengembangan AI adalah hal yang wajib dilakukan, selain selalu memastikan bahwa AI adalah sistem yang dapat dijelaskan, transparan, dapat diaudit, dan tetap di bawah pengawasan manusia.
"AI ini seperti dua sisi koin mata uang, di satu sisi dapat menjadi hal yang bermanfaat bagi umat manusia, di sisi lain dapat pula digunakan untuk membantu kejahatan," tuturnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga penghargaan bagi inovasi di bidang AI. Credit Bureau Indonesia berhasil membawa pulang AI Impact Award dalam kategori Customer Service Operation. Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen perusahaan dalam menerapkan teknologi AI untuk meningkatkan layanan pelanggan.
"Penghargaan ini mencerminkan dedikasi kami dalam memanfaatkan teknologi AI secara bertanggung jawab dan inovatif untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan kami," ujar Ivan usai menerima penghargaan tersebut.
"Kami percaya bahwa integrasi AI yang etis dan efektif akan menjadi kunci untuk menciptakan nilai yang berkelanjutan dan mendukung perkembangan industri secara keseluruhan," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda