Atasi Gizi Buruk, FOI Target Dirikan 1.000 Lumbung Pangan

Senin, 19 Agustus 2024 - 19:01 WIB
Kongres III Jaringan Bank Pangan Indonesia yang digelar Foodbank of Indonesia (FOI) di Bentara Budaya, Jakarta Pusat, pada 16-17 Agustus 2024. FOTO/IST
JAKARTA - Indonesia masih menghadapi tantangan serius di bidang kesehatan setelah 79 tahun merdeka. Angka stunting dan gizi kurang di Indonesia berada di atas standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sementara penyakit degeneratif pada remaja juga mengalami kenaikan, menunjukkan adanya permasalahan mendasar dalam sistem pangan.

Menghadapi persoalan tersebut, Kongres III Jaringan Bank Pangan Indonesia yang digelar Foodbank of Indonesia (FOI) berkomitmen membawa kemerdekaan yang sejati, yakni kemerdekaan dari kelaparan dan malnutrisi. Kongres yang berlangsung pada 16-17 Agustus 2024 di Bentara Budaya, Jakarta Pusat, ini mengusung semangat transformasi sistem pangan yang berkelanjutan dan berbasis lokal.

FOI bertekad memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memfokuskan upayanya pada pendirian 1.000 lumbung pangan di pelosok Indonesia. Bank-bank pangan ini diharapkan akan menjadi pilar penting dalam sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan, memastikan akses pangan yang sehat dan bergizi, khususnya bagi komunitas di wilayah terpencil dan rentan.



"Kami mendirikan Foodbank of Indonesia dengan keyakinan bahwa setiap orang berhak mendapatkan akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi. Melalui kongres ini, kami berharap dapat memperkuat jaringan bank pangan di seluruh Indonesia, sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaatnya," kata pendiri FOI, M Hendro Utomo dalam keterangan tertulis, Senin (19/8/2024).

Kongres Jaringan Bank Pangan Indonesia menekankan pentingnya pemanfaatan potensi pangan lokal dan pertanian berkelanjutan. Dengan mendirikan bank pangan yang terintegrasi dengan komunitas lokal, FOI berupaya membangun sistem pangan yang lebih mandiri dan resilien, sekaligus melestarikan kekayaan pangan lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh pelosok negeri.

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi pada Badan Pangan Nasional, Nyoto Suwignyo, menekankan sistem pangan yang dibangun harus mampu menjamin akses pangan yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. "Bank pangan memiliki peran strategis dalam mewujudkan hal ini," katanya.

Dirjen Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengapresiasi inisiatif bank pangan sejalan dengan nilai-nilai budaya Indonesia yang menghargai kelestarian alam dan kesejahteraan bersama.

"Budaya kita telah lama mengajarkan pentingnya keberlanjutan dan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pangan," kata Hilmar Farid.

General Manager Bentara Budaya, Ilham Khoiri juga menyoroti pentingnya inisiatif ini. "Inisiatif ini bukan hanya soal mengatasi masalah pangan saat ini, tetapi juga membangun kesadaran budaya tentang pentingnya ketahanan pangan untuk masa depan. Kami di Bentara Budaya mendukung penuh upaya ini sebagai bagian dari pelestarian nilai-nilai budaya kita," katanya.

Sebagai bagian dari Kongres III, FOI juga menyelenggarakan Pasar Rakyat Mustikarasa, yang menampilkan beragam produk pangan lokal dan hasil pertanian berkelanjutan. Pasar ini bertujuan mempromosikan pangan lokal, memperkuat ekonomi masyarakat, dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya memilih produk yang sehat dan ramah lingkungan.

Kongres ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga sosial, akademisi, dan komunitas lokal. Diharapkan, melalui kongres ini, akan terjalin kolaborasi yang lebih kuat untuk mewujudkan transformasi sistem pangan Indonesia yang berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal. (nuriwan)
(abd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More