Dinamika Internal Golkar Kian Memanas usai Airlangga Mundur
Selasa, 13 Agustus 2024 - 16:50 WIB
JAKARTA - Dinamika internal Partai Golkar semakin memanas setelah Ketua Umum Airlangga Hartarto mengundurkan diri. Banyak spekulasi dan narasi beredar bahwa Airlangga dipaksa mundur.
Menyikapi mundurnya Airlangga, Deklarator Kaukus Muda Beringin Rafik Perkasa Alam mengaku prihatin.
"Ada kejanggalan terkait mundurnya Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar yang membuat semua kader Golkar berspekulasi. Jika kita merujuk pada AD/ART seyogyanya masa jabatan beliau berakhir pada Desember 2024. Selama kepemimpinan beliau, Golkar cukup bagus dalam pencapaian hasil pemilu," ujarnya, Selasa (13/8/2024).
“Jelas ada tangan tak terlihat yang membuat skenario untuk mengambil alih kekuasaan dengan menguasai Partai Golkar," tambahnya.
Spekulasi dan skenario yang muncul termasuk usulan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Umum Partai Golkar sebagaimana beredar di media sosial lewat meme.
"Ini mencederai integritas Golkar. Sesuai AD/ART, siapa pun yang mencalonkan diri sebagai ketua umum harus menjadi pengurus minimal satu periode sebelumnya. Jangan sudah dikasih numpang malah mau jadi pemilik ini kan sebuah kekonyolan," tegas Rafik.
Kaukus Muda Beringin sebagai wadah bagi kader-kader muda Golkar berencana melakukan konsolidasi untuk menghadang segala skenario yang dilakukan tangan tak terlihat yang memaksakan Munaslub pada Agustus ini setelah mundurnya Airlangga.
Menyikapi mundurnya Airlangga, Deklarator Kaukus Muda Beringin Rafik Perkasa Alam mengaku prihatin.
"Ada kejanggalan terkait mundurnya Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar yang membuat semua kader Golkar berspekulasi. Jika kita merujuk pada AD/ART seyogyanya masa jabatan beliau berakhir pada Desember 2024. Selama kepemimpinan beliau, Golkar cukup bagus dalam pencapaian hasil pemilu," ujarnya, Selasa (13/8/2024).
“Jelas ada tangan tak terlihat yang membuat skenario untuk mengambil alih kekuasaan dengan menguasai Partai Golkar," tambahnya.
Spekulasi dan skenario yang muncul termasuk usulan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Umum Partai Golkar sebagaimana beredar di media sosial lewat meme.
"Ini mencederai integritas Golkar. Sesuai AD/ART, siapa pun yang mencalonkan diri sebagai ketua umum harus menjadi pengurus minimal satu periode sebelumnya. Jangan sudah dikasih numpang malah mau jadi pemilik ini kan sebuah kekonyolan," tegas Rafik.
Kaukus Muda Beringin sebagai wadah bagi kader-kader muda Golkar berencana melakukan konsolidasi untuk menghadang segala skenario yang dilakukan tangan tak terlihat yang memaksakan Munaslub pada Agustus ini setelah mundurnya Airlangga.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda