Pengamat: PBNU Seharusnya Bekerja Sama dengan PKB Sampaikan Aspirasi Rakyat
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 17:16 WIB
JAKARTA - Perseteruan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) santer terdengar belakangan ini. Hal itu memunculkan pertanyaan mengenai motif ormas keagamaan tersebut terhadap partai yang dikomandoi Abdul Muhaimin Iskandar tersebut.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, sebagai organisasi masyarakat (ormas) PBNU seharusnya fokus mengurus umat alih-alih terjun ke dalam politik praktis dan mengobok-obok PKB. "Harusnya stay di jalur umat, mengurus umat, tidak berpolitik. Biarkan PKB berpolitik," katanya, Jumat (8/8).
Menurut Hendri, PKB sukses menjadi partai besar seperti sekarang ini tidak lain karena hasil dari pengelolaan yang baik. PBNU, lanjut Hendri, idealnya mendukung dan bekerja sama dengan PKB untuk menyampaikan aspirasi rakyat. "Karena jalurnya PBNU untuk masuk politik itu lewat PKB. Tapi, untuk berpolitik praktis itu tidak ada," ujarnya.
Hendri juga menyoroti respons PBNU melalui GP Ansor yang terkesan resisten ketika menghadapi demonstrasi di depan Kantor PBNU, Salemba, Jakarta Pusat. Hendri menyebut respons tersebut melewati batas.
"Sebaiknya, lebih bijaknya PBNU dalam mengurus umat. Kalau sekarang dapat konsesi tambang, mengurus tambangnya untuk umat," ucapnya.
Perseteruan PKB dan PBNU berawal dari dibentuknya Pansus Angket Haji di DPR. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, menilai pembentukan pansus ini diiringi dengan motif pribadi. Pernyataan tersebut lalu dibantah oleh banyak pihak.
Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, sebagai organisasi masyarakat (ormas) PBNU seharusnya fokus mengurus umat alih-alih terjun ke dalam politik praktis dan mengobok-obok PKB. "Harusnya stay di jalur umat, mengurus umat, tidak berpolitik. Biarkan PKB berpolitik," katanya, Jumat (8/8).
Menurut Hendri, PKB sukses menjadi partai besar seperti sekarang ini tidak lain karena hasil dari pengelolaan yang baik. PBNU, lanjut Hendri, idealnya mendukung dan bekerja sama dengan PKB untuk menyampaikan aspirasi rakyat. "Karena jalurnya PBNU untuk masuk politik itu lewat PKB. Tapi, untuk berpolitik praktis itu tidak ada," ujarnya.
Hendri juga menyoroti respons PBNU melalui GP Ansor yang terkesan resisten ketika menghadapi demonstrasi di depan Kantor PBNU, Salemba, Jakarta Pusat. Hendri menyebut respons tersebut melewati batas.
"Sebaiknya, lebih bijaknya PBNU dalam mengurus umat. Kalau sekarang dapat konsesi tambang, mengurus tambangnya untuk umat," ucapnya.
Perseteruan PKB dan PBNU berawal dari dibentuknya Pansus Angket Haji di DPR. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, menilai pembentukan pansus ini diiringi dengan motif pribadi. Pernyataan tersebut lalu dibantah oleh banyak pihak.
(cip)
tulis komentar anda