DPR Desak Penegak Hukum Segera Usut Kasus Dugaan Demurrage Impor Beras Rp294 Miliar
Minggu, 28 Juli 2024 - 18:48 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR , Bambang Purwanto mendorong penegak hukum bergerak cepat untuk menyelidiki kasus dugaan demurrage atau denda impor beras sebesar Rp294,5 miliar. Pasalnya, pihaknya mencium ada proses yang keliru dalam demurrage impor beras tersebut.
“Sebagai wakil rakyat harus tergerak untuk mendorong aparat penegak hukum melakukan penyelidikan terkait demurrage impor beras yang sangat mahal tesebut,” ujar Bambang dalam keterangannya, Minggu (28/7/2024).
Bambang mendorong aparat penegak hukum segera menyelidik demurrage beras Bulog senilai Rp294,5 miliar lantaran mencium adanya proses yang salah. Bambang menekankan terdapat proses yang tidak efisien sehingga menyebabkan terjadinya demurrage Rp294,5 miliar.
“Impor sudah sering dilakukan. Kenapa beda? Tentu ada yang salah sehingga tidak efisien,” tandas Bambang.
Bambang menyoroti kenaikan harga beras yang terjadi belakangan waktu terakhir. Bambang mensinyalir kenaikan harga beras tersebut berkaitan dengan demurrage senilai Rp294,5 miliar.
“Tentu ada hal yang tidak tepat yang mengakibatkan pemborosan. Kemudian nantinya mau dijual berapa (beras), lebih baik genjot produksi beras petani,” tandas Bambang.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal mekanisme lelang impor. Tindakan itu juga dilakukan sekaligus untuk membantah isu penggelembungan harga impor beras yang kini tengah menyeret perusahaan pelat merah tersebut.
Bayu menyebut mekanisme lelang terbuka diawali dengan pengumuman terbuka bahwa Perum Bulog akan membeli sejumlah beras.
“Sebagai wakil rakyat harus tergerak untuk mendorong aparat penegak hukum melakukan penyelidikan terkait demurrage impor beras yang sangat mahal tesebut,” ujar Bambang dalam keterangannya, Minggu (28/7/2024).
Bambang mendorong aparat penegak hukum segera menyelidik demurrage beras Bulog senilai Rp294,5 miliar lantaran mencium adanya proses yang salah. Bambang menekankan terdapat proses yang tidak efisien sehingga menyebabkan terjadinya demurrage Rp294,5 miliar.
“Impor sudah sering dilakukan. Kenapa beda? Tentu ada yang salah sehingga tidak efisien,” tandas Bambang.
Bambang menyoroti kenaikan harga beras yang terjadi belakangan waktu terakhir. Bambang mensinyalir kenaikan harga beras tersebut berkaitan dengan demurrage senilai Rp294,5 miliar.
“Tentu ada hal yang tidak tepat yang mengakibatkan pemborosan. Kemudian nantinya mau dijual berapa (beras), lebih baik genjot produksi beras petani,” tandas Bambang.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi buka suara soal mekanisme lelang impor. Tindakan itu juga dilakukan sekaligus untuk membantah isu penggelembungan harga impor beras yang kini tengah menyeret perusahaan pelat merah tersebut.
Bayu menyebut mekanisme lelang terbuka diawali dengan pengumuman terbuka bahwa Perum Bulog akan membeli sejumlah beras.
Lihat Juga :
tulis komentar anda