Loyalis Amien Rais Anggap Pernyataan Soetrisno Bachir Cuma Basa-basi
Senin, 24 Agustus 2020 - 14:19 WIB
JAKARTA - Perayaan ulang tahun (ultah) ke-22 Partai Amanat Nasional (PAN) membuka kembali keretakan hubungan antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais . Amien Rais dan loyalisnya tersingkir pasca-Kongres PAN ke-V di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dalam perayaan ultah itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir meminta Amien Rais untuk tetap bertahan di partai yang didirikannya pada 23 Agustus 1998. Namun, loyalis Amien Rais, Nazaruddin, menilai pernyataan itu hanya basa-basi saja.
"Itu hiperbola meratapi kepergian sang guru dan membuat puja-puji untuk sang guru yang 'dihormati'. Di sisi lain, sang guru ditendang demi kekuasaan. Itu logika bengkok," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (24/8/2020).
(
).
Politikus PAN asal Yogyakarta itu menerangkan kubu Zulkifli Hasan tidak melakukan langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah dengan Amien Rais. “Tidak ada komunikasi dan menunjukkan upaya-upaya serius," ucapnya.
Dia mengungkapkan, pascakongres di Kendari, Amien Rais diposisikan sebagai lawan politik yang kalah. Kubu Zulkifli Hasan sebagai pemenang, menurutnya, sama sekali tidak mengajak komunikasi dan tegur sapa dengan kubu Amien Rais.
( ).
Nazaruddin menuturkan jika Amien Rais tidak diperlakukan sebagai yang telah dikalahkan, perlakuan terhadap guru dan pendiri partai itu tidak seperti saat ini. Nazaruddin menceritakan sering bertemu mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu di Yogyakarta.
Terakhir, keduanya bertemu ketika Idul Adha. Dia memaparkan biasanya membicarakan situasi politik aktual di D.I.Yogyakarta, seperti pemilihan kepala daerah (pilkada). Tentu membahas persiapan pembentukan partai baru. "Sedang dimatangkan," pungkasnya.
Dalam perayaan ultah itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir meminta Amien Rais untuk tetap bertahan di partai yang didirikannya pada 23 Agustus 1998. Namun, loyalis Amien Rais, Nazaruddin, menilai pernyataan itu hanya basa-basi saja.
"Itu hiperbola meratapi kepergian sang guru dan membuat puja-puji untuk sang guru yang 'dihormati'. Di sisi lain, sang guru ditendang demi kekuasaan. Itu logika bengkok," ujarnya saat dihubungi SINDOnews, Senin (24/8/2020).
(
Baca Juga
Politikus PAN asal Yogyakarta itu menerangkan kubu Zulkifli Hasan tidak melakukan langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah dengan Amien Rais. “Tidak ada komunikasi dan menunjukkan upaya-upaya serius," ucapnya.
Dia mengungkapkan, pascakongres di Kendari, Amien Rais diposisikan sebagai lawan politik yang kalah. Kubu Zulkifli Hasan sebagai pemenang, menurutnya, sama sekali tidak mengajak komunikasi dan tegur sapa dengan kubu Amien Rais.
( ).
Nazaruddin menuturkan jika Amien Rais tidak diperlakukan sebagai yang telah dikalahkan, perlakuan terhadap guru dan pendiri partai itu tidak seperti saat ini. Nazaruddin menceritakan sering bertemu mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu di Yogyakarta.
Terakhir, keduanya bertemu ketika Idul Adha. Dia memaparkan biasanya membicarakan situasi politik aktual di D.I.Yogyakarta, seperti pemilihan kepala daerah (pilkada). Tentu membahas persiapan pembentukan partai baru. "Sedang dimatangkan," pungkasnya.
(zik)
tulis komentar anda