Dede, Saksi Kasus Vina-Eky Ngaku Diminta Buat Keterangan Palsu oleh Aep dan Iptu Rudiana
Selasa, 23 Juli 2024 - 05:37 WIB
JAKARTA - Pengungkapan kasus pembunuhan Vina-Eky di Cirebon tahun 2016 masih panjang. Kali ini, Dede, salah satu saksi kasus Vina-Eky mengaku diminta membuat keterangan palsu untuk menjerat 7 terpidana kasus Vina Cirebon.
Hal ini diungkapkan Dede saat mendatangi Kantor Peradi didampingi politikus Dedi Mulyadi di Jakarta Timur, Senin (22/7/2024).
Aep mengaku memberikan keterangan palsu pada tahun 2016. Dulunya Dede bekerja sebagai pegawai cuci mobil.
Ketika libur di malam harinya, dia ditelepon Aep lalu diajak untuk datang ke suatu tempat. Saat tiba ternyata Dede diajak ke Polres Cirebon untuk menjadi saksi kematian Eky, anak Iptu Rudiana.
"Saya kenal Aep saat bekerja. Ceritanya malam Aep menelepon saya mengajak ke Polres tanggal 2 September malam hari sekitar jam 7-an. Karena nggak tahu daerah situ saya diantar ke Polres setelah ada Polres saya nanya Aep mau ngapain ke sini saya bawa keterangan saksi Pak Rudiana yang meninggal," ujar Dede.
Usai tiba di Polres Cirebon, Dede diminta mengikuti omongan Aep dan bertemu Iptu Rudiana. "(Aep) kasih tahu ada segerombolan orang. Pak Rudiana ngasih tahu motor sama nama ke saya. Kan saya nggak kenal nama pelakunya, muka pun tak kenal lalu kata Pak Rudiana ya sudah nanti saya kasih tahu nama-namanya. Dikasih tahu, sekarang nggak inget karena saya nggak kenal," ungkap Dede.
Dari situlah, Dede diminta membuat keterangan bahwa dirinya melihat segerombolan motor yang melempar bambu dan batu hingga melakukan pengejaran.
"Dari situlah saya diceritakan saya nongkrong di warung. Kalau itu benar saya nongkrong beli rokok cuman kalau ada pelemparan batu, bambu, pengejaran segerombolan motor tersebut sebetulnya tidak ada," tuturnya.
Hal ini diungkapkan Dede saat mendatangi Kantor Peradi didampingi politikus Dedi Mulyadi di Jakarta Timur, Senin (22/7/2024).
Aep mengaku memberikan keterangan palsu pada tahun 2016. Dulunya Dede bekerja sebagai pegawai cuci mobil.
Ketika libur di malam harinya, dia ditelepon Aep lalu diajak untuk datang ke suatu tempat. Saat tiba ternyata Dede diajak ke Polres Cirebon untuk menjadi saksi kematian Eky, anak Iptu Rudiana.
"Saya kenal Aep saat bekerja. Ceritanya malam Aep menelepon saya mengajak ke Polres tanggal 2 September malam hari sekitar jam 7-an. Karena nggak tahu daerah situ saya diantar ke Polres setelah ada Polres saya nanya Aep mau ngapain ke sini saya bawa keterangan saksi Pak Rudiana yang meninggal," ujar Dede.
Usai tiba di Polres Cirebon, Dede diminta mengikuti omongan Aep dan bertemu Iptu Rudiana. "(Aep) kasih tahu ada segerombolan orang. Pak Rudiana ngasih tahu motor sama nama ke saya. Kan saya nggak kenal nama pelakunya, muka pun tak kenal lalu kata Pak Rudiana ya sudah nanti saya kasih tahu nama-namanya. Dikasih tahu, sekarang nggak inget karena saya nggak kenal," ungkap Dede.
Dari situlah, Dede diminta membuat keterangan bahwa dirinya melihat segerombolan motor yang melempar bambu dan batu hingga melakukan pengejaran.
"Dari situlah saya diceritakan saya nongkrong di warung. Kalau itu benar saya nongkrong beli rokok cuman kalau ada pelemparan batu, bambu, pengejaran segerombolan motor tersebut sebetulnya tidak ada," tuturnya.
(jon)
tulis komentar anda