Maruarar Sirait: Kekuatan Jokowi Itu Rakyat dan Bukan Elite

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 12:35 WIB
Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait saat bersama Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Foto/Istimewa
JAKARTA - Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait menanggapi santai kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang diinisiasi sejumlah tokoh nasional di Jakarta.

"Santai saja. Kan kekuatan Jokowi itu ada di rakyat, bukan di elite," kata Ara, sapaan Maruarar, Sabtu (22/9/2020).

Ara mengatakan, perjalanan panjang Joko Widodo selalu mendapat dukungan dari mayoritas rakyat. Tidak jarang dalam perjalanan itu Jokowi mendapat perlawanan atau pertentangan dari elite. Namun sejarah membuktikan, rakyat lebih memilih Jokowi.



"Terbukti Jokowi menang dua kali di Solo, kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menjadi Presiden dua kali. Artinya, Jokowi sangat dipercaya oleh rakyat. Jokowi sendiri lahir dari rahim rakyat," ujar anggota DPR periode 2004-2019 ini.(Baca juga: Deklarasi KAMI, Dendam Lama yang Belum Tuntas )

Dia menilai kehadiran KAMI merupakan hal yang biasa dan wajar dalam kehidupan yang demokratis. Para loyalis dan pendukung Jokowi pun tak perlu membuat gerakan tandingan bagi KAMI.

Manurut Ara, pemerintahan juga memerlukan check and balances di tengah kekuatan mayoritas perlamen yang berada dalam satu barisan dengan pemerintah.

"Pak Jokowi juga santai saja kok. Pak Jokowi kan pemimpin yang lahir dari proses demokrasi itu sendiri dan juga sangat demokratis. Buktinya, demo-demo di Monas atau di depan Istana atau kehadiran KAMI kan lancar-lancar saja kan. Ini bukti bahwa demokrasi di Indonesia berjalan sangat bagus. Di tengah kekuatan pemerintah dan parlemen, Indonesia tidak menjadi negara otoriter," tutur Ara.(Baca juga: Gatot Nurmantyo Tegaskan KAMI Tiak Akan Jadi Parpol )

Bahkan, sambung Ara, masukan juga selama ini bukan semata datang dari kelompok oposisi. Sebab ada pendukung dan loyalis Joko Widodo yang senantiasa memberikan masukan. Masukan, baik dari pihak pendukung atau oposisi, tentu saja baik bagi kepentingan negara. Tidak mungkin pemerintahan berjalan 100% sempurna tanpa kekurangan.

"Yang penting, baik pendukung atau oposisi adalah sikap sportif dan obyektif. Kalau misalnya masukan dan kritik dari oposisi itu benar adanya, ya pendukung juga harus terima dengan lapang dada. Tapi langkah dan kebijakan pemerintah yang baik buat rakyat dan negara juga harus bisa diapresiasi kelompok oposisi secara terbuka juga. Inilah obyektifitas, sehingga kita semua bisa belajar menjadi negarawan," tutur Ara.
(dam)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More