Megawati Ingatkan Pemimpin Itu Berjuang dan Teladan bagi Rakyat
Sabtu, 01 Juni 2024 - 13:40 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, seorang pemimpin harus bisa berjuang demi kepentingan bangsa dan menjadi suri tauladan bagi rakyat.
Hal itu disampaikan Megawati dalam amanat Hari Lahir Pancasila yang dibacakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Megawati berkata, sang Proklamator RI Soekarno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia berkata, api perjuangan Bung Karno ditemukan di Ende. Sebab, Ende merupakan salah satu tempat pengasingan Bung Karno.
"Situasinya sungguh sangat berat. Beliau sendiri mengatakan, kalau di Sukamiskin tubuhku di penjara, di Flores ini semangatku di penjara. Aku diasingkan dari manusia, dan diriku bagaikan seekor burung elang yang dipotong sayapnya," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.
Selama masa pengasingan, kata Megawati, Bung Karno sempat ditawarkan seorang stoker untuk keluar secara diam-diam dari Ende. Namun, Bung Karno menolak tawaran dan memilih tetap di Ende lantaran ingin menunjukkan bahwa seorang pemimpin juga menderita dalam memperjuangkan cita-cita.
"Bung Karno menolak dan mengatakan, itu bukan cara Bung Karno, kabur dari tempat pembuangan. Oleh rakyat, aku dianggap sebagai lambang dari perjuangan kemerdekaan. Dengan tetap tinggal di tempat ini, rakyat dapat menilai, bagaimana pemimpin mereka juga menderita untuk cita-cita. Lebih baik bagi Soekarno untuk tetap berada di tempat ini, sebagai pengorbanan dari cita-cita," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.
Kendati demikian, Presiden kelima RI itu mengatakan, Bung Karno percaya para tokoh kemerdekaan akan menang meski perjuangan dilakukan dari Ende, Flores. Langkah Bung Karno yang tetap berjuang dari Ende, dinilai Megawati menunjukkan nilai penting bahwa pemimpin berjuang bukan untuk kepentingan pribadi.
"Betapa bergetar hati kita melihat semangat pemimpin seperti itu. Pemimpin tidak pernah lari dari tanggung jawab. Pemimpin itu berjuang bagi kepentingan bangsanya, dan menjadi suri teladan bagi rakyat yang dipimpinnya," kata Megawati.
Hal itu disampaikan Megawati dalam amanat Hari Lahir Pancasila yang dibacakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Megawati berkata, sang Proklamator RI Soekarno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia berkata, api perjuangan Bung Karno ditemukan di Ende. Sebab, Ende merupakan salah satu tempat pengasingan Bung Karno.
"Situasinya sungguh sangat berat. Beliau sendiri mengatakan, kalau di Sukamiskin tubuhku di penjara, di Flores ini semangatku di penjara. Aku diasingkan dari manusia, dan diriku bagaikan seekor burung elang yang dipotong sayapnya," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.
Selama masa pengasingan, kata Megawati, Bung Karno sempat ditawarkan seorang stoker untuk keluar secara diam-diam dari Ende. Namun, Bung Karno menolak tawaran dan memilih tetap di Ende lantaran ingin menunjukkan bahwa seorang pemimpin juga menderita dalam memperjuangkan cita-cita.
"Bung Karno menolak dan mengatakan, itu bukan cara Bung Karno, kabur dari tempat pembuangan. Oleh rakyat, aku dianggap sebagai lambang dari perjuangan kemerdekaan. Dengan tetap tinggal di tempat ini, rakyat dapat menilai, bagaimana pemimpin mereka juga menderita untuk cita-cita. Lebih baik bagi Soekarno untuk tetap berada di tempat ini, sebagai pengorbanan dari cita-cita," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto.
Kendati demikian, Presiden kelima RI itu mengatakan, Bung Karno percaya para tokoh kemerdekaan akan menang meski perjuangan dilakukan dari Ende, Flores. Langkah Bung Karno yang tetap berjuang dari Ende, dinilai Megawati menunjukkan nilai penting bahwa pemimpin berjuang bukan untuk kepentingan pribadi.
"Betapa bergetar hati kita melihat semangat pemimpin seperti itu. Pemimpin tidak pernah lari dari tanggung jawab. Pemimpin itu berjuang bagi kepentingan bangsanya, dan menjadi suri teladan bagi rakyat yang dipimpinnya," kata Megawati.
(maf)
tulis komentar anda