Indonesia Usung 4 Inisiatif Baru di KTT World Water Forum
Senin, 20 Mei 2024 - 11:32 WIB
BALI - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) membuka KTT ke-10 World Water Forum (WWF) di Bali, Senin (20/5/2024). Melalui forum ini, Indonesia mengangkat 4 inisiatif baru, yaitu penetapan World Lake Day, pendirian Center of Excellence di Asia Pasifik, tata kelola air berkelanjutan di negara pulau kecil, dan penggalangan proyek-proyek air.
Indonesia, kata Jokowi, juga secara konsisten mendorong tiga hal untuk KTT WWF. Di antaranya pertama meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.
"Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas. Ketiga, memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan," katanya.
Jokowi menganggap peran air sangat sentral bagi kehidupan umat manusia. Bank Dunia, kata Jokowi, memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6% hingga 2050.
"Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia," kata Jokowi.
Dalam 10 tahun terakhir, kata Jokowi, Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektar jaringan irigasi, 2.156 km pengendali banjir dan pengamanan pantai, serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi.
"Air juga kami manfaatkan untuk membangun PLTS Terapung di waduk Cirata sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara," jelasnya.
Jokowi menyebut Forum Air Sedunia ke-10 ini sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata & komitmen bersama dalam mewujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi.
Indonesia, kata Jokowi, juga secara konsisten mendorong tiga hal untuk KTT WWF. Di antaranya pertama meningkatkan prinsip solidaritas dan inklusivitas untuk mencapai solusi bersama, terutama bagi negara-negara pulau kecil dan yang mengalami kelangkaan air.
"Kedua, memberdayakan hydro-diplomacy untuk kerja sama konkret dan inovatif, menjauhi persaingan dalam pengelolaan sumber daya air lintas batas. Ketiga, memperkuat political leadership sebagai kunci sukses berbagai kerja sama menuju ketahanan air berkelanjutan," katanya.
Jokowi menganggap peran air sangat sentral bagi kehidupan umat manusia. Bank Dunia, kata Jokowi, memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6% hingga 2050.
"Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water, keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia," kata Jokowi.
Dalam 10 tahun terakhir, kata Jokowi, Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan, 1,18 juta hektar jaringan irigasi, 2.156 km pengendali banjir dan pengamanan pantai, serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi.
"Air juga kami manfaatkan untuk membangun PLTS Terapung di waduk Cirata sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara," jelasnya.
Jokowi menyebut Forum Air Sedunia ke-10 ini sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata & komitmen bersama dalam mewujudkan Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda