Kepala BKKBN Dorong Percepatan Penurunan Stunting di Nabire Papua
Jum'at, 05 April 2024 - 11:31 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto mengajak semua stakeholders memasifkan intervensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Nabire, Papua. Hal itu penting mengingat penurunan stunting merupakan program pemerintah.
Hal itu disampaikan Hasto di Kampung KB Wiraska, Kabupaten Nabire, Kamis, 4 April 2024. Dalam kesempatan itu, dokter Hasto menyambut baik komitmen Pemprov Papua Tengah dalam meningkatkan kualitas pelayanan KB dan SDM, seraya kembali berharap kerja sama lintas sektor agar terus dilakukan.
Dokter Hasto menegaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua Tengah perlu dilakukan. Di antaranya dengan menurunkan prevalensi stunting yang merupakan bagian dari kemiskinan ekstrem.
“Supaya anak tidak stunting, selain anak-anak dipelihara sebaik-baiknya, diberikan juga ASI eksklusif selama enam bulan. ASI diberikan sesering mungkin kepada bayi yang baru lahir,” pesan dokter Hasto kepada para peserta Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di wilayah khusus.
Pj. Gubernur Papua Tengah, Inspektur Provinsi Papua Tengah, Samuel Rihi menyampaikan dalam pelaksanaan program pengendalian penduduk dan keluarga berencana, tantangan yang dihadapi wilayahnya adalah tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need sebesar 48,8%.
"Ini merupakan isu strategis yang perlu diperhatikan. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya angka kelahiran rata-rata oleh ibu-ibu di beberapa wilayah seperti Kabupaten Deiyai 3,34% dan Dogiyai 3,28%," ujar Samuel Rihi.
Samuel mengatakan berbagai upaya akan terus dilakukan merespon kondisi tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan akses layanan KB, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut. ”Upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang berada di Papua Tengah, serta terus menggalakkan promosi kesehatan,” katanya.
Sementara Wakil Bupati Nabire, Ismail Djamaluddin, mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan dokter Hasto dan rombongan di Kabupaten Nabire. “Kehadiran bapak/ibu dan rombongan merupakan wujud nyata dan perhatian dari pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat kami. Terutama dalam menghadapi tantangan stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” ujar Ismail Djamaluddin.
Selain menghadiri kegiatan sosialisasi, dokter Hasto juga menghadiri kegiatan pemberian bantuan bagi 50 keluarga risiko stunting, dan pelayanan KB bagi 83 akseptor implan dan satu akseptor IUD.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan deklarasi Kampung KB Wiraska, peresmian Satyagatra (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Wiraska, dan kunjungan ke pameran hasil usaha kelompok UPPKA. Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan jajaran, Kepala OPD KB Kabupaten Nabire beserta jajaran, Kepala Kampung Wiraska beserta jajaran, dan aparat keamanan kampung.
Hal itu disampaikan Hasto di Kampung KB Wiraska, Kabupaten Nabire, Kamis, 4 April 2024. Dalam kesempatan itu, dokter Hasto menyambut baik komitmen Pemprov Papua Tengah dalam meningkatkan kualitas pelayanan KB dan SDM, seraya kembali berharap kerja sama lintas sektor agar terus dilakukan.
Dokter Hasto menegaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia di Papua Tengah perlu dilakukan. Di antaranya dengan menurunkan prevalensi stunting yang merupakan bagian dari kemiskinan ekstrem.
“Supaya anak tidak stunting, selain anak-anak dipelihara sebaik-baiknya, diberikan juga ASI eksklusif selama enam bulan. ASI diberikan sesering mungkin kepada bayi yang baru lahir,” pesan dokter Hasto kepada para peserta Sosialisasi Intensifikasi dan Integrasi Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di wilayah khusus.
Pj. Gubernur Papua Tengah, Inspektur Provinsi Papua Tengah, Samuel Rihi menyampaikan dalam pelaksanaan program pengendalian penduduk dan keluarga berencana, tantangan yang dihadapi wilayahnya adalah tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi atau unmet need sebesar 48,8%.
Baca Juga
"Ini merupakan isu strategis yang perlu diperhatikan. Kondisi ini berkorelasi dengan tingginya angka kelahiran rata-rata oleh ibu-ibu di beberapa wilayah seperti Kabupaten Deiyai 3,34% dan Dogiyai 3,28%," ujar Samuel Rihi.
Samuel mengatakan berbagai upaya akan terus dilakukan merespon kondisi tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan akses layanan KB, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan tersebut. ”Upaya lain yang dilakukan adalah peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan yang berada di Papua Tengah, serta terus menggalakkan promosi kesehatan,” katanya.
Sementara Wakil Bupati Nabire, Ismail Djamaluddin, mengungkapkan apresiasinya atas kunjungan dokter Hasto dan rombongan di Kabupaten Nabire. “Kehadiran bapak/ibu dan rombongan merupakan wujud nyata dan perhatian dari pemerintah pusat terhadap upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat kami. Terutama dalam menghadapi tantangan stunting yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” ujar Ismail Djamaluddin.
Selain menghadiri kegiatan sosialisasi, dokter Hasto juga menghadiri kegiatan pemberian bantuan bagi 50 keluarga risiko stunting, dan pelayanan KB bagi 83 akseptor implan dan satu akseptor IUD.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan deklarasi Kampung KB Wiraska, peresmian Satyagatra (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) Wiraska, dan kunjungan ke pameran hasil usaha kelompok UPPKA. Kegiatan ini dihadiri Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah dan jajaran, Kepala OPD KB Kabupaten Nabire beserta jajaran, Kepala Kampung Wiraska beserta jajaran, dan aparat keamanan kampung.
(cip)
tulis komentar anda