Rocky Gerung Sebut Pembuktian Kecurangan Pilpres 2024 Cukup dengan Sampel
Selasa, 02 April 2024 - 23:37 WIB
JAKARTA - Pengamat Politik, Rocky Gerung menilai, untuk membuktikan kecurangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 cukup dengan menggunakan sampel. Menurutnya, hal itu sama seperti yang dilakukan oleh lembaga survei dalam menguji kualiatas para capres.
"Survei yang dibuat oleh semua lembaga survei itu pakai sampel. 1.200 mewakili 160 juta orang, memang enggak mungkin, tetapi 1.200 itu paling efisien untuk menentukan bahwa ini sudah validitasnya bisa diandalkan," ucap Rocky Gerung saat hadir dalam acara Dialog Spesial Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (2/4/2024).
"Sekarang problemnya, waktu Prabowo, Anies, Ganjar diuji secara statistik, dia hanya butuh sampel 1.200, sekarang untuk membuktikan kecurangan diminta 13 juta suara, loh ngaco dong? Kenapa ga pakai modeling saja," tambahnya.
Menurutnya, dalam politik pertanyaan kualitatif itulah yang akan mendorong pembuktian kuantitatif. "Pembuktian itu untuk menuntun supaya yuristik itu bekerja. Jadi kecurigaan adalah prinsip pertama untuk memulai penelitian ilmiah," katanya.
Oleh karena itu, kata Rocky, jika semua kecurigaan itu datang dari gerakan passion bukan gerakan reason. "Jadi kalau mau soal saintifik itu bahkan sampai penelitian partikel terakhir itu menunjukan bahwa ada kualitas pertanyaan untuk menghasilkan bukti kuantitatif," tandasnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
"Survei yang dibuat oleh semua lembaga survei itu pakai sampel. 1.200 mewakili 160 juta orang, memang enggak mungkin, tetapi 1.200 itu paling efisien untuk menentukan bahwa ini sudah validitasnya bisa diandalkan," ucap Rocky Gerung saat hadir dalam acara Dialog Spesial Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (2/4/2024).
"Sekarang problemnya, waktu Prabowo, Anies, Ganjar diuji secara statistik, dia hanya butuh sampel 1.200, sekarang untuk membuktikan kecurangan diminta 13 juta suara, loh ngaco dong? Kenapa ga pakai modeling saja," tambahnya.
Menurutnya, dalam politik pertanyaan kualitatif itulah yang akan mendorong pembuktian kuantitatif. "Pembuktian itu untuk menuntun supaya yuristik itu bekerja. Jadi kecurigaan adalah prinsip pertama untuk memulai penelitian ilmiah," katanya.
Oleh karena itu, kata Rocky, jika semua kecurigaan itu datang dari gerakan passion bukan gerakan reason. "Jadi kalau mau soal saintifik itu bahkan sampai penelitian partikel terakhir itu menunjukan bahwa ada kualitas pertanyaan untuk menghasilkan bukti kuantitatif," tandasnya.
Lihat Juga: PDIP Anggap Janggal Hakim PTUN Tak Menerima Gugatan Pencalonan Gibran: Kita Menang Dismissal
(maf)
tulis komentar anda