Protes Hasil Pemilu Diharapkan Jangan Sampai Berujung Benturan
Senin, 18 Maret 2024 - 22:04 WIB
JAKARTA - Protes hasil Pemilu 2024 diharapkan jangan sampai berujung benturan meski penyampaikan pendapat tersebut merupakan bagian dari hak publik di negara demokrasi. Adapun demonstrasi yang dilakukan massa belakangan ini memprotes hasil Pemilu 2024 kemungkinan berlangsung sebelum penetapan pada Rabu, 20 Maret mendatang.
Pakar Komunikasi Politik Antonius Benny Susetyo mengatakan aksi massa memprotes hasil pemilu harus dilihat sebagai bagian dari demokrasi. Dia berpendapat bahwa dalam negara demokrasi orang menyampaikan aspirasi dan pendapat berbeda itu wajar.
Menurut Benny, potensi kekerasan dalam aksi massa memprotes hasil pemilu sangat kecil. Namun, dia mendorong adanya dialog untuk menjelaskan proses penyelenggaraan pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus terbuka terhadap masalah yang dihadapi serta persoalan IT yang jadi konsen publik.
“Jangan sampai benturan terjadi karena komunikasi tersumbat,” kata Benny, Senin (18/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, agar massa tidak membesar, mekanisme angket juga bisa jadi jalan. Angket diakuinya sangat penting untuk penyelidikan agar semua menjadi terang benderang, dugaan kecurangan menjadi hilang.
“Angket itu jadi harapan publik, solusi untuk demokrasi berkualitas. Kalau angket berjalan baik, maka dengan sendirinya eskalasi massa tidak membesar. Ini tantangan kita menyelamatkan keadaban demokrasi dengan membangun proses demokrasi yang sehat lewat sebuah mekanisme,” katanya.
“Mekanisme angket harus betul-betul membuktikan ke publik punya kredibilitas, sehingga publik merasa diyakinkan, asumsi publik bisa terjawab,” pungkas Benny.
Pakar Komunikasi Politik Antonius Benny Susetyo mengatakan aksi massa memprotes hasil pemilu harus dilihat sebagai bagian dari demokrasi. Dia berpendapat bahwa dalam negara demokrasi orang menyampaikan aspirasi dan pendapat berbeda itu wajar.
Menurut Benny, potensi kekerasan dalam aksi massa memprotes hasil pemilu sangat kecil. Namun, dia mendorong adanya dialog untuk menjelaskan proses penyelenggaraan pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus terbuka terhadap masalah yang dihadapi serta persoalan IT yang jadi konsen publik.
“Jangan sampai benturan terjadi karena komunikasi tersumbat,” kata Benny, Senin (18/3/2024).
Lebih lanjut dia mengatakan, agar massa tidak membesar, mekanisme angket juga bisa jadi jalan. Angket diakuinya sangat penting untuk penyelidikan agar semua menjadi terang benderang, dugaan kecurangan menjadi hilang.
“Angket itu jadi harapan publik, solusi untuk demokrasi berkualitas. Kalau angket berjalan baik, maka dengan sendirinya eskalasi massa tidak membesar. Ini tantangan kita menyelamatkan keadaban demokrasi dengan membangun proses demokrasi yang sehat lewat sebuah mekanisme,” katanya.
“Mekanisme angket harus betul-betul membuktikan ke publik punya kredibilitas, sehingga publik merasa diyakinkan, asumsi publik bisa terjawab,” pungkas Benny.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda