Mengharukan! Doa Orang Tua Antarkan Penyadap Karet jadi Prajurit TNI AD
Senin, 18 Maret 2024 - 15:44 WIB
JAKARTA - Menjadi prajurit TNI Angkatan Darat (AD) merupakan mimpi dan cita-cita Sahat Maruli Tua Sihite sejak kecil. Kerja keras, perjuangan dan doa kedua orang tuanya akhirnya mengantarkan Sahat Maruli menjadi prajurit TNI AD.
Ya, Sahat Maruli menjadi satu dari 116 prajurit TNI AD yang dilantik di Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).
“Jadi tentara itu cita -cita saya sejak kecil, dan sejak SMA, saya latihan lari, push up dan lain-lain di Yonkav 5 sedangkan untuk psikologi, saya belajar dari You tube, medsos, perpustakaan di kota ataupun buku-buku,” tutur Sahat Maruli Sihite di samping kedua orang tuanya, dikutip SINDOnews Senin (18/3/2024).
Sebelum menjadi abdi negara, Sahat Maruli Tua Sihite sehari-harinya bekerja sebagai penyadap karet di kebun orang lain dan mendapatkan upah sebesar Rp80.000 per hari. Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk menjadi prajurit TNI AD.
Dengan tekad yang kuat, Sahat Maruli mengikuti pendidikan di Rindam II/Swj. Meski sempat gagal, namun Sahat terus mencoba. “Saya juga pernah test dan 2 kali gagal yaitu seleksi Bintara TNI AD dan Tamtama TNI AD,” ucapnya.
Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra mengapresiasi keberhasilan Prada Sahat Maruli menjadi prajurit TNI. “Yang melantik mereka seharusnya Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil, karena beliau ada kegiatan di Jakarta yang urgen maka upacara di Rindam dipimpin Kasdam II/Swj yaitu Brigjen TNI Ruslan Effendy,” ujarnya.
Keberhasilan Sahat Maruli, kata Kolonel Arh Saptarendra memberikan inspirasi setiap orang bisa mewujudkan mimpinya meski secara ekonomi dapat dikatakan berat.
Ya, Sahat Maruli menjadi satu dari 116 prajurit TNI AD yang dilantik di Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).
“Jadi tentara itu cita -cita saya sejak kecil, dan sejak SMA, saya latihan lari, push up dan lain-lain di Yonkav 5 sedangkan untuk psikologi, saya belajar dari You tube, medsos, perpustakaan di kota ataupun buku-buku,” tutur Sahat Maruli Sihite di samping kedua orang tuanya, dikutip SINDOnews Senin (18/3/2024).
Sebelum menjadi abdi negara, Sahat Maruli Tua Sihite sehari-harinya bekerja sebagai penyadap karet di kebun orang lain dan mendapatkan upah sebesar Rp80.000 per hari. Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk menjadi prajurit TNI AD.
Dengan tekad yang kuat, Sahat Maruli mengikuti pendidikan di Rindam II/Swj. Meski sempat gagal, namun Sahat terus mencoba. “Saya juga pernah test dan 2 kali gagal yaitu seleksi Bintara TNI AD dan Tamtama TNI AD,” ucapnya.
Baca Juga
Kapendam II/Swj Kolonel Arh Saptarendra mengapresiasi keberhasilan Prada Sahat Maruli menjadi prajurit TNI. “Yang melantik mereka seharusnya Pangdam II/Swj Mayjen TNI Yanuar Adil, karena beliau ada kegiatan di Jakarta yang urgen maka upacara di Rindam dipimpin Kasdam II/Swj yaitu Brigjen TNI Ruslan Effendy,” ujarnya.
Keberhasilan Sahat Maruli, kata Kolonel Arh Saptarendra memberikan inspirasi setiap orang bisa mewujudkan mimpinya meski secara ekonomi dapat dikatakan berat.
tulis komentar anda