Panglima TNI Sebut Pakai Soft Power dalam Upaya Pembebasan Pilot Susi Air
Jum'at, 15 Maret 2024 - 16:26 WIB
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan hingga saat ini upaya pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus dilakukan.
Agus menegaskan pihaknya tetap menggunakan soft power dalam upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru itu.
"Kita inginnya sih soft power dulu ya," ujarnya saat ditemui usai rapat koordinasi (rakor) bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).
Bahkan, Agus mengungkapkan Pemerintah Selandia Baru sangat setuju dengan soft power yang digunakan TNI untuk membebaskan warga negaranya.
"Dia (Pemerintah Selandia Baru) sangat mendukung apa yang dilakukan TNI yang menggunakan soft power. Kita pendekatan terus agar segera keluar," jelasnya.
Di sisi lain, Agus mengatakan saat ini negosiasi masih terus dilakukan antara pemerintah setempat dengan pihak KKB. Ia juga membuka peluang jika kelompok penyandera ingin negosiasi langsung dengan Pemerintah Indonesia maupun New Zealand.
"Ya ini kan mereka dari pihak OPM-nya itu apakah mau ke pihak kita, atau mau langsung ke pihak New Zealand sendiri. Kalau kita sih pengennya ya bebas ya, yang penting ke mana saja silakan," ucapnya.
Sebagai informasi, Pilot Susi Air disandera pihak KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Artinya, per tanggal 15 Maret 2024, proses pembebasan sudah berlangsung selama satu tahun lebih.
Agus menegaskan pihaknya tetap menggunakan soft power dalam upaya pembebasan pilot asal Selandia Baru itu.
"Kita inginnya sih soft power dulu ya," ujarnya saat ditemui usai rapat koordinasi (rakor) bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Menko Polhukam Hadi Tjahjanto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).
Bahkan, Agus mengungkapkan Pemerintah Selandia Baru sangat setuju dengan soft power yang digunakan TNI untuk membebaskan warga negaranya.
"Dia (Pemerintah Selandia Baru) sangat mendukung apa yang dilakukan TNI yang menggunakan soft power. Kita pendekatan terus agar segera keluar," jelasnya.
Di sisi lain, Agus mengatakan saat ini negosiasi masih terus dilakukan antara pemerintah setempat dengan pihak KKB. Ia juga membuka peluang jika kelompok penyandera ingin negosiasi langsung dengan Pemerintah Indonesia maupun New Zealand.
"Ya ini kan mereka dari pihak OPM-nya itu apakah mau ke pihak kita, atau mau langsung ke pihak New Zealand sendiri. Kalau kita sih pengennya ya bebas ya, yang penting ke mana saja silakan," ucapnya.
Sebagai informasi, Pilot Susi Air disandera pihak KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Artinya, per tanggal 15 Maret 2024, proses pembebasan sudah berlangsung selama satu tahun lebih.
(kri)
tulis komentar anda