Puncak Musim Kemarau Juli, Ini Wilayah yang Berpotensi Karhutla
Jum'at, 15 Maret 2024 - 15:19 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada periode bulan Juli hingga Agustus 2024. BMKG membeberkan sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) .
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan pada Juli 2024 sejumlah wilayah yang berpotensi Karhutla yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Untuk bulan Agustus di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian dari Lampung, juga Kalimantan Selatan dan juga Kalimantan Tengah. Kondisi tersebut juga bertahan khususnya yang di Selatan. Masih perlu diwaspadai peluang terjadinya Karhutla,” ujar Ardhasena dalam konferensi pers melalui Zoom, Jumat (15/3/2024).
Pada puncak kemarau, Ardhasena menjelaskan ada perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla dengan risiko menengah maupun risiko tinggi. Ia mengatakan peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di Pulau Sumatera di bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah Pulau Kalimantan bagian selatan.
Lebih jauh, adapun wilayah Jawa bagian timur dan Papua bagian selatan menjadi titik dengan kelas risiko paling signifikan di bulan September.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan sebanyak 317 zona musim (ZOM) atau 45,61% akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024.
“Yaitu meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua,” kata Dwikorita.
Meski begitu, ia mengatakan ada sebagian wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli atau lebih awal yaitu sebanyak 217 ZOM atau 31,22%, dan September atau lebih akhir 9,78% atau 68 ZOM.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan pada Juli 2024 sejumlah wilayah yang berpotensi Karhutla yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Untuk bulan Agustus di Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan sebagian dari Lampung, juga Kalimantan Selatan dan juga Kalimantan Tengah. Kondisi tersebut juga bertahan khususnya yang di Selatan. Masih perlu diwaspadai peluang terjadinya Karhutla,” ujar Ardhasena dalam konferensi pers melalui Zoom, Jumat (15/3/2024).
Pada puncak kemarau, Ardhasena menjelaskan ada perluasan sekaligus perpindahan wilayah dengan potensi karhutla dengan risiko menengah maupun risiko tinggi. Ia mengatakan peningkatan yang signifikan untuk wilayah rawan di Pulau Sumatera di bulan Agustus dan perluasan potensi karhutla ke wilayah Pulau Kalimantan bagian selatan.
Lebih jauh, adapun wilayah Jawa bagian timur dan Papua bagian selatan menjadi titik dengan kelas risiko paling signifikan di bulan September.
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan sebanyak 317 zona musim (ZOM) atau 45,61% akan mengalami puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2024.
“Yaitu meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua,” kata Dwikorita.
Meski begitu, ia mengatakan ada sebagian wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli atau lebih awal yaitu sebanyak 217 ZOM atau 31,22%, dan September atau lebih akhir 9,78% atau 68 ZOM.
tulis komentar anda