Gus Yahya Beberkan Sikap PBNU soal Wacana Peniadaan Sidang Isbat
Sabtu, 09 Maret 2024 - 16:09 WIB
JAKARTA - Muncul wacana terkait peniadaan sidang isbat dalam menentukan awal Ramadan. Munculnya wacana ini direspons oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) .
Menurut Gus Yahya, sidang isbat sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah. Karena itu, PBNU tidak setuju jika sidang isbat ditiadakan atau dihapus.
"(Penghapusan) sidang isbat itu tidak bisa tiba-tiba. Misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini enggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan," kata dia dalam keterangan persnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).
Sidang isbat kata Gus Yahya, diselenggarakan untuk menjaga harmoni masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri. "Sidang isbat ini diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat tetap terpelihara dalam Ramadan dan idulfitri. Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu Muhammadiyah," ujar Gus Yahya.
Intinya kata Gus Yahya, PBNU akan tetap mengikuti prosedur dan hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah. "Kami tetap saja berpegang pada pandangan bahwa awal Ramadan dan Idulfiti itu ditentukan berdasarkan hasil rukyah hilal," ujar dia.
Karena ada aturan bahwa pemerintah melakukan sidang isbat, maka NU menyandarkan diri kepada hasil sidang isbat yang diadakan pemerintah.
"Para kiai NU bahkan mengatakan tidak boleh mengumumkan pandangan yang berbeda dari pemerintah kalau sudah ada penetapan isbat dari pemerintah," kata Gus Yahya.
Dalam kesempatan ini Gus Yahya meminta agar masyarakat meningkatkan spiritualitas dan menghindari ceramah yang memuat provokasi selama bulan Ramadan. "Mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan ikhtiar rohani kita," tutupnya.
Menurut Gus Yahya, sidang isbat sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah. Karena itu, PBNU tidak setuju jika sidang isbat ditiadakan atau dihapus.
"(Penghapusan) sidang isbat itu tidak bisa tiba-tiba. Misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini enggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan," kata dia dalam keterangan persnya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2024).
Sidang isbat kata Gus Yahya, diselenggarakan untuk menjaga harmoni masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri. "Sidang isbat ini diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat tetap terpelihara dalam Ramadan dan idulfitri. Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu Muhammadiyah," ujar Gus Yahya.
Intinya kata Gus Yahya, PBNU akan tetap mengikuti prosedur dan hasil sidang isbat yang ditetapkan oleh pemerintah. "Kami tetap saja berpegang pada pandangan bahwa awal Ramadan dan Idulfiti itu ditentukan berdasarkan hasil rukyah hilal," ujar dia.
Karena ada aturan bahwa pemerintah melakukan sidang isbat, maka NU menyandarkan diri kepada hasil sidang isbat yang diadakan pemerintah.
"Para kiai NU bahkan mengatakan tidak boleh mengumumkan pandangan yang berbeda dari pemerintah kalau sudah ada penetapan isbat dari pemerintah," kata Gus Yahya.
Dalam kesempatan ini Gus Yahya meminta agar masyarakat meningkatkan spiritualitas dan menghindari ceramah yang memuat provokasi selama bulan Ramadan. "Mari kita manfaatkan bulan Ramadan ini untuk meningkatkan ikhtiar rohani kita," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda