Kampanye Nabung Haji, BPKH Jamin Jemaah Dapatkan Imbal Hasil Sejak Dini
Jum'at, 01 Maret 2024 - 17:58 WIB
WIROBRAJAN - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melakukan kampanye menabung haji dengan menggandeng ratusan kusir andong di Jogja National Museum, Yogyakarta, Kamis 29 Februari 2024 kemarin.
Kampanye menabung haji ini terus digencarkan mengingat masa tunggu di Indonesia rata-rata mencapai 26 tahun. Bahkan, khusus di DIY telah mencapai hampir 34 tahun. Sementara, jumlah jemaah tunggu di Indonesia mencapai 5,3 juta orang.
Anggota Bidang Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH, Amri Yusuf mengatakan bahwa masyarakat yang menabung biaya haji sejak dini,dinilai akan turut mengurangi jumlah jemaah haji dengan usia berisiko tinggi dan menekan angka jemaah haji meninggal dunia.
Selain itu, BPKH turut menjamin jutaan jemaah untuk mendapatkan imbal hasil saat menabung haji. Karena dana jemaah itu dikelola oleh BPKH secara transparan dan akuntabel lalu diinvestasikan dengan prinsip syariah.
"Banyak yang belum mengetahui kalau kita nabung haji dananya itu bertumbuh karena diinvestasikan secara syariah. Jemaah haji bisa lihat dananya bisa tumbuh secara real time di Aplikasi BPKH VA. Di mana setiap jwmaah akan mendapatkan imbal hasil dari investasi BPKH langsung ke nomor rekening hajinya," ujar Amri dikutip Jumat (1/3/2024).
Amri mengatakan pada kesempatan kali ini BPKH turut memberikan QR Code di sisi belakang andong. Ini menjadi cara BPKH untuk memasifkan edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk mulai menabung haji.
Saat QR Code tersebut di-scan pada gawai, nantinya akan langsung terkoneksi dengan website dan YouTube BPKH. Di sana, akan ada berbagai informasi terkait pengelolaan keuangan haji yang bisa diakses oleh masyarakat.
"Harapannya, banyak usia muda produktif yang menjadi tangan-tangan untuk petugas haji karena jumlah petugas haji dengan jemaah kan jauh, jemaah saja sudah mencapai 240 ribu tahun ini," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto mengaku andong dari tahun ke tahun jumlahnya terus menurun. Hal ini lantaran andong berangsur-angsur kalah dengan moda transportasi yang lebih murah. Untuk itu dia mengaku senang dan berterima kasih.
Menurutnya, kolaborasi bersama BPKH berupa branding andong menjadi ikon wisata di Yogyakarta ini menjadikan kusir andong lebih mudah dalam menggaet penumpang.
"Branding ini bisa meningkatkan minat orang naik andong. Sekaligus kami bisa memasarkan haji dan agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui soal keberadaan BPKH. Selalu kita harapkan BPKH dan Paguyuban Kusir Andong DIY agar terus bersinergi," tutur Purwanto.
Kampanye menabung haji ini terus digencarkan mengingat masa tunggu di Indonesia rata-rata mencapai 26 tahun. Bahkan, khusus di DIY telah mencapai hampir 34 tahun. Sementara, jumlah jemaah tunggu di Indonesia mencapai 5,3 juta orang.
Anggota Bidang Kesekretariatan Badan dan Kemaslahatan BPKH, Amri Yusuf mengatakan bahwa masyarakat yang menabung biaya haji sejak dini,dinilai akan turut mengurangi jumlah jemaah haji dengan usia berisiko tinggi dan menekan angka jemaah haji meninggal dunia.
Selain itu, BPKH turut menjamin jutaan jemaah untuk mendapatkan imbal hasil saat menabung haji. Karena dana jemaah itu dikelola oleh BPKH secara transparan dan akuntabel lalu diinvestasikan dengan prinsip syariah.
"Banyak yang belum mengetahui kalau kita nabung haji dananya itu bertumbuh karena diinvestasikan secara syariah. Jemaah haji bisa lihat dananya bisa tumbuh secara real time di Aplikasi BPKH VA. Di mana setiap jwmaah akan mendapatkan imbal hasil dari investasi BPKH langsung ke nomor rekening hajinya," ujar Amri dikutip Jumat (1/3/2024).
Amri mengatakan pada kesempatan kali ini BPKH turut memberikan QR Code di sisi belakang andong. Ini menjadi cara BPKH untuk memasifkan edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk mulai menabung haji.
Saat QR Code tersebut di-scan pada gawai, nantinya akan langsung terkoneksi dengan website dan YouTube BPKH. Di sana, akan ada berbagai informasi terkait pengelolaan keuangan haji yang bisa diakses oleh masyarakat.
"Harapannya, banyak usia muda produktif yang menjadi tangan-tangan untuk petugas haji karena jumlah petugas haji dengan jemaah kan jauh, jemaah saja sudah mencapai 240 ribu tahun ini," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Kusir Andong DIY Purwanto mengaku andong dari tahun ke tahun jumlahnya terus menurun. Hal ini lantaran andong berangsur-angsur kalah dengan moda transportasi yang lebih murah. Untuk itu dia mengaku senang dan berterima kasih.
Menurutnya, kolaborasi bersama BPKH berupa branding andong menjadi ikon wisata di Yogyakarta ini menjadikan kusir andong lebih mudah dalam menggaet penumpang.
"Branding ini bisa meningkatkan minat orang naik andong. Sekaligus kami bisa memasarkan haji dan agar lebih banyak masyarakat yang mengetahui soal keberadaan BPKH. Selalu kita harapkan BPKH dan Paguyuban Kusir Andong DIY agar terus bersinergi," tutur Purwanto.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda