Tangani Banjir Demak, BNPB Fokus Perbaiki Tanggul Jebol dan Teknologi Modifikasi Cuaca
Kamis, 22 Februari 2024 - 16:37 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menegaskan penanganan tanggul jebol dan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) jadi fokus utama penanganan banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Suharyanto yang kembali meninjau penanganan banjir Demak mengawali kunjungan kerjanya dengan meninjau Posko Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang berada di Bandara Ahmad Yani, Semarang.
TMC merupakan upaya yang dilakukan oleh BNPB bersama lembaga lain untuk mengurangi curah hujan yang akan turun di wilayah Demak, sebagai salah satu langkah tambahan dalam proses penanganan banjir.
“Salah satunya (upaya penanganan dengan) TMC, jadi kalau saat El Nino, TMC fokus untuk mendatangkan hujan menyiram api yang membakar lahan dan hutan. Sekarang TMC digunakan untuk mengalihkan hujan, sudah dilakukan mulai 15 sampai hari ini sudah enam hari berturut-turut sudah ada 18 sorti atau 18 ton garam yang disebar. Alhamdulillah beberapa hari ini tidak ada hujan dan membantu saat proses penutupan tanggul sekarang tanggul sudah tertutup,” kata Suharyanto, Kamis (22/2/2024).
Suharyanto menjelaskan, proses penanganan banjir di Demak cepat terkendali salah satunya berkat TMC dan penutupan tanggul.
“Sumber masalahnya, tanggul Sungai Wulan jebol, karena jebolnya cukup luas dan lebar hampir 30 meter. Saat awal kemajuannya tidak signifikan, karena air sangat besar dari sungai dan hujan turun terus, jika itu tidak diatasi sumbernya maka tidak selesai. Kita kerja sama dengan PUPR, PUPR fokus pada penutupan tanggul, kami BNPB mengurangi sumber air dari hujan,” ucap Suharyanto.
Kedatangan Suharyanto yang kedua kalinya ini sebagai upaya untuk melakukan penanganan secara cepat dan tepat sehingga masyarakat terdampak tidak berlarut-larut dalam kesulitan.
“Tentu saja dalam tahap darurat langkah-langkah yang dilakukan ketika banjir secara paralel sudah dilakukan semua. Saat awal-awal ada kekurangan dan kelemahan, tapi setiap hari kita perbaiki. Pertama saat banjir kita selamatkan dulu masyarakat yang terdampak, saat banjir dua mingguan lalu ada 22.000-an orang terdampak, kita siapkan 50 titik pengungsian ada yang mengungsi di gedung pertemuan, sekolah, tenda-tenda baik komunal maupun perorangan” tuturnya.
“Perhari ini kita yakinkan untuk tempat penampungan (pengungsi) rata-rata sudah lebih baik. Kemudian kebutuhan dasar bagi pengungsi juga terpenuhi seperti makan, minum, MCK dan tidak ada laporan terkait penyakit di pengungsian,” tambah Suharyanto
Suharyanto yang kembali meninjau penanganan banjir Demak mengawali kunjungan kerjanya dengan meninjau Posko Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang berada di Bandara Ahmad Yani, Semarang.
TMC merupakan upaya yang dilakukan oleh BNPB bersama lembaga lain untuk mengurangi curah hujan yang akan turun di wilayah Demak, sebagai salah satu langkah tambahan dalam proses penanganan banjir.
“Salah satunya (upaya penanganan dengan) TMC, jadi kalau saat El Nino, TMC fokus untuk mendatangkan hujan menyiram api yang membakar lahan dan hutan. Sekarang TMC digunakan untuk mengalihkan hujan, sudah dilakukan mulai 15 sampai hari ini sudah enam hari berturut-turut sudah ada 18 sorti atau 18 ton garam yang disebar. Alhamdulillah beberapa hari ini tidak ada hujan dan membantu saat proses penutupan tanggul sekarang tanggul sudah tertutup,” kata Suharyanto, Kamis (22/2/2024).
Suharyanto menjelaskan, proses penanganan banjir di Demak cepat terkendali salah satunya berkat TMC dan penutupan tanggul.
“Sumber masalahnya, tanggul Sungai Wulan jebol, karena jebolnya cukup luas dan lebar hampir 30 meter. Saat awal kemajuannya tidak signifikan, karena air sangat besar dari sungai dan hujan turun terus, jika itu tidak diatasi sumbernya maka tidak selesai. Kita kerja sama dengan PUPR, PUPR fokus pada penutupan tanggul, kami BNPB mengurangi sumber air dari hujan,” ucap Suharyanto.
Kedatangan Suharyanto yang kedua kalinya ini sebagai upaya untuk melakukan penanganan secara cepat dan tepat sehingga masyarakat terdampak tidak berlarut-larut dalam kesulitan.
“Tentu saja dalam tahap darurat langkah-langkah yang dilakukan ketika banjir secara paralel sudah dilakukan semua. Saat awal-awal ada kekurangan dan kelemahan, tapi setiap hari kita perbaiki. Pertama saat banjir kita selamatkan dulu masyarakat yang terdampak, saat banjir dua mingguan lalu ada 22.000-an orang terdampak, kita siapkan 50 titik pengungsian ada yang mengungsi di gedung pertemuan, sekolah, tenda-tenda baik komunal maupun perorangan” tuturnya.
“Perhari ini kita yakinkan untuk tempat penampungan (pengungsi) rata-rata sudah lebih baik. Kemudian kebutuhan dasar bagi pengungsi juga terpenuhi seperti makan, minum, MCK dan tidak ada laporan terkait penyakit di pengungsian,” tambah Suharyanto
(cip)
tulis komentar anda