Amien Rais: Indonesia Makin Redup, Seolah Tak Ada Masa Depan
Kamis, 13 Agustus 2020 - 10:17 WIB
JAKARTA - Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-75 pada 17 Agustus mendatang.
Amien mengajak untuk melakukan kritik dan koreksi perjalanan bangsa secara jujur, berani dan objektif. "Agar kita mampu melihat masalah-masalah nasional apa saja yang perlu kita angkat ke permukaan, secara apa adanya," kata Amien melalui rekaman video yang diposting di akun Instagramnya, amienraisofficial, Rabu 12 Agustus 2020 malam.
Dia menyadari apa yang disampaikannya hanya "puncak-puncak masalah". Perlu sebuah buku tebal bila ingin menyajikan telaah yang lebih lengkap tentang kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. "Saya sadar tidak ada satu analisa atau gagasan mengenai apa saja yang tidak menimbulkan pro dan kontra," ujar pendiri Partai Amanat Nasional ini.
Amien melihat dalam pergaulan antarbangsa, Indonesia semakin tidam bersinar, malah semakin meredup. "Saya lihat dan cermati bahwa dalam pergaulan antarbangsa, dewasa ini Indonesia yang kita cintai bersama semakin tidak bersinar malahan semakin meredup. Kekuatan-kekuatan anti ketuhanan tampak semakin beringas dan berani," tuturnya.
Menurut dia, kemanusiaan kita bisa dikatakan cenderung menjadi kemanusiaan agak zalim dan tidak lagi beradab. Persatuan Indonesia semakin goyah karena politik rezim tidak memiliki kesadaran bahwa politik adu domba antarkekuatan sosial politik.
"Dengan harapan rezim penguasa semakin kuat dan stabil justru dapat menghancurkan bangsa seluruhnya," sambung Amien. (Baca juga: Kritik Menteri Jokowi, Amien Rais: Mereka Seperti di Angkasa Luar)
Dia melanjutkan, kerakyatan kini cenderung membuang hikmah serta keunggulan prinsip pemufakatan, permusyawaratan dan perwakilan. Mayoritas rakyat kecil belum merasakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa, tetapi lebih sering menderita kezaliman sosial dari mereka yang berkuasa dan berharta.
"Saya membaca perkembangan kehidupan politik, sosial, ekonomi, penegakan hukum serta kehidupan moral bangsa terus mengalami kemerosotan terus menerus. Padahal kehidupan yang tidak memiliki pijakan yang kokoh atas akhlak atau moralitas atau etika dapat dipastikan akan meluncur ke bawah," tutur mantan Ketua Dewan Kehormatan PAN ini.
Menurut Amien, tidak mustahil pula proses kemerosotan multi dimensional membuat semakin redup kehidupan bangsa, menjadikan bangsa Indonesia seolah tanpa masa depan.
Amien menegaskan siap berdiskusi terbuka tetang apa yang dikemukakannya secara terbuka ini. "Saya tentu siap menerima kritik, koreksi, bantahan serta masukan lain. Bahkan dengan senang hati saya ingin melakuan diskusi terbuka, bukan debat terbuka dengan siapa pun tentang apa yang saya kemukakan secara terbuka," tuturnya.
Amien mengajak untuk melakukan kritik dan koreksi perjalanan bangsa secara jujur, berani dan objektif. "Agar kita mampu melihat masalah-masalah nasional apa saja yang perlu kita angkat ke permukaan, secara apa adanya," kata Amien melalui rekaman video yang diposting di akun Instagramnya, amienraisofficial, Rabu 12 Agustus 2020 malam.
Dia menyadari apa yang disampaikannya hanya "puncak-puncak masalah". Perlu sebuah buku tebal bila ingin menyajikan telaah yang lebih lengkap tentang kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. "Saya sadar tidak ada satu analisa atau gagasan mengenai apa saja yang tidak menimbulkan pro dan kontra," ujar pendiri Partai Amanat Nasional ini.
Amien melihat dalam pergaulan antarbangsa, Indonesia semakin tidam bersinar, malah semakin meredup. "Saya lihat dan cermati bahwa dalam pergaulan antarbangsa, dewasa ini Indonesia yang kita cintai bersama semakin tidak bersinar malahan semakin meredup. Kekuatan-kekuatan anti ketuhanan tampak semakin beringas dan berani," tuturnya.
Menurut dia, kemanusiaan kita bisa dikatakan cenderung menjadi kemanusiaan agak zalim dan tidak lagi beradab. Persatuan Indonesia semakin goyah karena politik rezim tidak memiliki kesadaran bahwa politik adu domba antarkekuatan sosial politik.
"Dengan harapan rezim penguasa semakin kuat dan stabil justru dapat menghancurkan bangsa seluruhnya," sambung Amien. (Baca juga: Kritik Menteri Jokowi, Amien Rais: Mereka Seperti di Angkasa Luar)
Dia melanjutkan, kerakyatan kini cenderung membuang hikmah serta keunggulan prinsip pemufakatan, permusyawaratan dan perwakilan. Mayoritas rakyat kecil belum merasakan keadilan sosial bagi seluruh bangsa, tetapi lebih sering menderita kezaliman sosial dari mereka yang berkuasa dan berharta.
"Saya membaca perkembangan kehidupan politik, sosial, ekonomi, penegakan hukum serta kehidupan moral bangsa terus mengalami kemerosotan terus menerus. Padahal kehidupan yang tidak memiliki pijakan yang kokoh atas akhlak atau moralitas atau etika dapat dipastikan akan meluncur ke bawah," tutur mantan Ketua Dewan Kehormatan PAN ini.
Menurut Amien, tidak mustahil pula proses kemerosotan multi dimensional membuat semakin redup kehidupan bangsa, menjadikan bangsa Indonesia seolah tanpa masa depan.
Amien menegaskan siap berdiskusi terbuka tetang apa yang dikemukakannya secara terbuka ini. "Saya tentu siap menerima kritik, koreksi, bantahan serta masukan lain. Bahkan dengan senang hati saya ingin melakuan diskusi terbuka, bukan debat terbuka dengan siapa pun tentang apa yang saya kemukakan secara terbuka," tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda