Alumni UKI Tegaskan Tak Ada Toleransi bagi Capres-Cawapres Pelanggar Konstitusi
Selasa, 06 Februari 2024 - 16:00 WIB

Alumni UKI menyatakan tidak pernah berpihak maupun mendeklarasikan dukungan terhadap Capres dan Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Foto/Ist
JAKARTA - Alumni Universitas Kristen Indonesia (UKI) menyatakan tidak pernah berpihak maupun mendeklarasikan dukungan terhadap Capres dan Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka .
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IKA Fisipol) UKI, Marlen Sitompul menegaskan pihaknya tak akan mendukung capres maupun cawapres yang rekam jejaknya bermasalah.Baca juga: Dihadang Pendukung Prabowo Bawa Spanduk, Ganjar Malah Ajak Makan Bareng
“Tidak ada toleransi bagi capres dan cawapres yang melanggar etika dan konstitusi hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (6/2/2024).
"Paman Gibran Anwar Usman sebagai mantan Ketua MK dan Ketua KPU Hasyim Asy'ari juga dinyatakan melanggar etika terkait pencalonan Gibran sebagai Cawapres. Lantas apa yang diharapkan dari seorang pemimpin yang secara jelas pencalonannya melanggar etika," imbuhnya.
Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen periode 2020-2022 ini menegaskan Gibran merupakan buah dari demokrasi yang dipaksakan. Dia juga merupakan representasi dari politik dinasti yang dirancang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gibran lolos sebagai Cawapres dengan cara tidak terhormat. Bagaimana konstitusi kita diperkosa hanya untuk kepentingan putra Jokowi tersebut," tegasnya.
Marlen juga menyoroti keberpihakan Presiden Jokowi kepada Prabowo-Gibran. hal tersebut dinilainya sangat tidak etis. Terlebih, cara-cara yang tidak elok untuk memenangkan Prabowo-Gibran juga dipertontonkan Jokowi secara terang-terangan.
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (IKA Fisipol) UKI, Marlen Sitompul menegaskan pihaknya tak akan mendukung capres maupun cawapres yang rekam jejaknya bermasalah.Baca juga: Dihadang Pendukung Prabowo Bawa Spanduk, Ganjar Malah Ajak Makan Bareng
“Tidak ada toleransi bagi capres dan cawapres yang melanggar etika dan konstitusi hanya untuk melanggengkan kekuasaan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Selasa (6/2/2024).
"Paman Gibran Anwar Usman sebagai mantan Ketua MK dan Ketua KPU Hasyim Asy'ari juga dinyatakan melanggar etika terkait pencalonan Gibran sebagai Cawapres. Lantas apa yang diharapkan dari seorang pemimpin yang secara jelas pencalonannya melanggar etika," imbuhnya.
Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen periode 2020-2022 ini menegaskan Gibran merupakan buah dari demokrasi yang dipaksakan. Dia juga merupakan representasi dari politik dinasti yang dirancang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Gibran lolos sebagai Cawapres dengan cara tidak terhormat. Bagaimana konstitusi kita diperkosa hanya untuk kepentingan putra Jokowi tersebut," tegasnya.
Marlen juga menyoroti keberpihakan Presiden Jokowi kepada Prabowo-Gibran. hal tersebut dinilainya sangat tidak etis. Terlebih, cara-cara yang tidak elok untuk memenangkan Prabowo-Gibran juga dipertontonkan Jokowi secara terang-terangan.
Lihat Juga :